Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Sekuritas memperkirakan penyaluran kredit perbankan meningkat 13 persen pada tahun ini seiring dengan geliat ekonomi nasional pada paruh kedua.
Analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja meyakini permintaan kredit akan tumbuh seiring dengan meningkatnya investasi swasta dan pemerintah. Aktivitas belanja infrastruktur pemerintah yang meningkat diramalkan akan menjadi motor penggerak ekonomi nasional pada di semester kedua.
"Saya masih
expect investment loan masih akan tinggi dibanding lain-lain," ujar Tjandra Lienandjaja di Jakarta, Selasa (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini akan dipimpin oleh sektor pinjaman investasi, diikuti oleh kreditmodal kerja dan konsumsi.
Dengan asumsi pertumbuhan 13 persen tahun ini, Tjandra berharap penyaluran kredit perbankan tumbuh berjenjang pada kuartal III dan IV. Dia memperkirakan penyaluran kredit tumbuh 10 persen selama periode Juli-September 2016 dan tumbuh lebih tinggi pada kuartal terakhir.
Namun, ia memberikan catatan, asumsi tersebut tercapai jika realisasi belanja negara optimal dalam mendongkrak permintaan kredit di sektor swasta.
"Di paruh kedua tahun ini seharusnya ada perbaikan-perbaikan ekonomi yang bisa menopang
loan growth," jelasnya.
Bank Indonesia melaporkan posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Februari 2016 tercatat sebesar Rp3.996,6 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan bulan sebelumnya yang sebesar 9,3 persen. Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Sementara itu, kredit UMKM tercatat tumbuh 10 persen menjadi Rp 729 triliun, sedangkan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) hanya tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 342,1 triliun.
(ags/gen)