Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap menginginkan adanya alokasi khusus bagi Dana Ketahanan Energi (DKE) di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 berapapun jumlahnya yang diberikan Kementerian Keuangan.
Menteri ESDM Sudirman Said beralasan, yang terpenting bagi instansinya saat ini adalah terbentuknya sistem DKE terlebih dulu. Ia juga menginginkan DKE ini bisa dilakukan secepatnya, mengingat dana ini nantinya sebagian besar digunakan untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Yang kami inginkan adalah ada anggaran baru untuk DKE. Jumlah bagi kami tidak penting, yang penting mekanismenya jalan dulu saja," terang Sudirman di Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jangka pendek, tambahnya, mayoritas penggunaaan DKE akan digunakan sebagai subsidi PT PLN (Persero) dalam membeli listrik dari pembangkit energi terbarukan. Pasalnya, harga listrik dari pembangkit itu masih terbilang mahal dibanding pembangkit energi konvensional yang lebih murah.
"Nanti PLN akan beli EBT lebih tinggi dibanding listrik dari fosil, selebihnya ditopang DKE. Ini untuk mengurangi ketergantungan fosil juga," terangnya.
Dana Cadangan BBMSelain meminta alokasi untuk DKE, Sudirman juga menginginkan adanya jatah anggaran bagi pembangunan cadangan strategis minyak mentah serta Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi hal ini, Kementerian ESDM membutuhkan uang senilai Rp23,3 triliun demi menambah cadangan selama 15 hari.
Ia menambahkan, uang tersebut terdiri dari pembelian minyak mentah sebesar US$880,2 juta atau Rp11,6 triliun dan BBM sebesar US$888,7 juta atau Rp11,7 triliun. Ke depan, nilai ini bisa bertambah seiring keinginan Presiden Joko Widodo yang menginginkan adanya cadangan selama 30 hari.
"30 hari adalah kewajiban sesuai arahan Presiden, betapa pentingnya dibangun segera mumpung harga minyak sedang murah. Tim kami di ESDM dan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas telah menghitung apabila kami ingin membangun mulai dari 15 hari, berapa dana yang dibutuhkan," ujarnya.
Namun karena keterbatasan tangki timbun, ESDM juga telah mengidentifikasi beberapa tangki yang bisa dipergunakan. Nantinya, minyak-minyak itu akan ditimbun di dalam tangki-tangki tidak terpakai (idle) milik swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan jangka waktu timbun 3,58 hari serta tangki baru yang tengah dibangun Kementerian ESDM dengan periode 6,56 hari.
"Apabila yang idle dan yang dibangun ini bisa dimanfaatkan, maka kami bisa beli produk kurang lebih 10 hari. Untuk bisa menimbun sampai 30 hari, apabila dimungkinkan, kami harus bangun tangki-tangki baru yang diperlukan untuk kapasitas 19,86 hari," tambahnya.
Kendati sudah memiliki anggaran pasti, Kementerian ESDM tetap menyerahkan jumlah dana cadangan strategis kepada Kementerian Keuangan.
"APBNP nanti akan ada dua budget line baru, yaitu DKE dan
strategic petroleum reserve. Jumlahnya barangkali disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Tetapi secara sistem, apabila ini mulai dijalankan maka akan terbentuk satu mekanisme yang semakin hari semakin sempurna," tuturnya.
(gen)