Inggris Tawarkan Pinjaman US$1 Miliar Untuk Infrastruktur RI

Galih | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 18:37 WIB
Pinjaman yang ditaksir sebesar US$1 miliar tersebut, akan digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan juga pembiayaan ekspor.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menlu Retno L.P. Marsudi (kanan) berbincang dengan Presiden Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy (kedua kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/11). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan pemerintah telah menerima tawaran pinjaman dari UK Export Credit and Finance.

Pinjaman yang ditaksir sebesar US$1 miliar tersebut, katanya, akan digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan juga pembiayaan ekspor.

"Jadi mereka menawarkan ekspor kredit. Ekspor kredit itu bukan berarti 100 persen barangnya dari Inggris, minimal 20 persen saja cukup. Jadi itu yang kita lihat nanti," terangnya di Jakarta, Rabu (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain proyek infrastruktur, Rini bilang sebagaian pinjaman tadi juga akan diberikan kepada perusahaan maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Selain itu mereka juga mempelajari kemungkinan yang sama bagi PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL. Rini Soemarno
Namun sayangnya, ia tak merinci lebih jauh ihwal besaran pastinya berikut penggunaan. "Kami belum bicara angkanya, tapi mereka sangat me-support," tuturnya.

Selain mendapatkan tawaraan pinjaman dari Inggris, Rini mengakui pemerintah Indonesia juga memperoleh tawaran kredit lainnya dari Bank Pembangunan Jerman, Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW).

Mantan Menteri Perindustrian di era Presiden Megawati Soekarnoputri ini mengungkapkan, pinjaman dari KfW akan dipakai untuk mendukung proyek infrastruktur nasional lantaran sebelumnya perusahaan bank tadi telah membantu PT PLN (Persero).

"Mereka rencananya juga akan menawarkan ke PT Pelni beserta proyek-proyek infrastruktur BUMN lainnya," terang Rini.

Di samping penawaran pembiayaan, kata Rini pada kesempatan yang sama perusahaan BUMN akan menjalin kerjasama dengan Siemens AG dalam membuat mesin bagi pembangkit PLN dengan daya 20 Mega Watt (MW) hingga 50 MW.

Sampai sejauh ini, Rini mengungkapkan Siemens bersedia dan tertarik dengan kerjasama ini.

"Selain itu mereka juga mempelajari kemungkinan yang sama bagi PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL. Kalau dikombinasikan bersama, mungkin local content bisa sampai 75 persen. Jadi kita menuju kesana bekerja sama dengan Siemens," jelas Rini.

Ia menambahkan, pembicaraan kerjasama dengan Siemens ini akan dibicarakan lebih lanjut pada pertemuan Presiden Joko Widodo ke Eropa tanggal 17 April mendatang.

"Tak hanya Siemens, pembicaraan Rolls Royce untuk maintainance service dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dengan Ferostaal Gmbh untuk pembangunan proses lanjutan dari feronikel juga akan dilakukan," tandasnya.
(dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER