Inalum Rambah Bisnis Produk Hilir Aluminium Akhir 2016

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 14:40 WIB
Inalum berencana memproduksi alloy dan billet dari pabrik perusahaan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara sebagai bagian dari diversifikasi produksi.
Inalum berencana memproduksi alloy dan billet dari pabrik perusahaan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara sebagai bagian dari diversifikasi produksi. (REUTERS/Ilya Naymushin).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) siap memasuki bisnis produk hilir aluminium dengan memproduksi alloy dan billet pada akhir tahun ini. Kedua produk tersebut rencananya akan diproduksi di pabrik milik perusahaan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Direktur Utana Inalum Winardi Sunoto menargetkan dapat produksi 120 ribu ton per tahun untuk kedua produk tersebut. Di mana 90 ribu ton dialokasikan untuk alloy dan 30 ribu ton akan diutilisasi bagi produksi billet.

Jika dihitung dengan kapasitas produksi tahun ini sebesar 260 ribu ton per tahun, maka mulai tahun depan produksi kedua barang tersebut mengambil porsi 46,16 persen dari total produksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang kami sedang menjajaki program yang lebih hilir. Itu batangan untuk konstruksi sipil, misalnya untuk blok mesin dan velg mobil itu dicampur juga dengan logam lain. Akhir tahun ini mulai produksi," ujar Winardi di Jakarta, Kamis (14/4).

Ia menambahkan, nantinya produksi alloy bisa saja bertambah karena menyesuaikan dengan permintaan yang datang. Kendati demikian, ia tak membeberkan rencana produksi kedua komoditas itu pada tahun berikutnya.

"Tapi dua produk ini kami anggap bisa lebih memberikan nilai tambah. Ini sebagai tahap awal, ke depannya kami coba produksi aluminium untuk memasok produksi rolling stock bagi kereta cepat," jelasnya.

Diversifikasi Produk

Ia mengatakan, produksi barang baru ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik dua kali lipat menjadi 500 ribu ton per tahun di tahun 2020. Demi mengakomodasi hal tersebut, perusahaan juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan kini tengah memasuki masa studi kelayakan (feasibility study/FS).

Ia menambahkan, PLTU ini nantinya berkapasitas 2x350 Megawatt (MW) di mana perusahaan akan menggunakan 450 MW, atau 64,28 persen dari daya pembangkit. Rencananya, sisa daya listrik ini akan disalurkan ke Kawasan Industri Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Selain itu, pembangunan ini kira-kira akan memakan waktu empat tahun dan melibatkan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) yang nanti berperan dalam menyediakan pasokan batubara.

"Selama ini kami temukan kemitraan dengan PTBA lebih efisien. Kami anggap lebih ekonomis saja," terang Winardi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER