Jakarta, CNN Indonesia -- Saham Asia bergerak ragu-ragu pada perdagangan Jumat (15/4) karena kehati-hatian investor atas pertemuan akhir pekan para produsen minyak menambah sentimen terkait risiko, sementara pelaku pasar kurang antusias menyikapi data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang relatif optimistis.
Seperti dikutip dari
Reuters, indeks Nikkei N225 Jepang turun 0,3 persen, sedangkan bursa Australia naik tipis 0,4 persen. Penguatan tipis lainnya juga dialami bursa saham Malaysia dan Indonesia.
Bursa Shanghai SSEC melemah 0,4 persen, sementara indeks Kospi Korea Selatan beringsut turun 0,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1 persen. Adapun indeks telah menguat sekitar 3,5 persen pada minggu ini selama dan mencapai level tertinggi dalam lima bulan, yang dibantu oleh turunnya pesimisme terhadap ekonomi China dan lonjakan harga minyak mentah.
Bursa saham global telah menguat pekan ini, di mana indeks S&P 500 yang mencapai titik tertinggi sepanjang tahun ini dalam semalam, dan mengambil langkah lebih dekat ke rekor tertinggi dalam skala hampir setahun yang lalu.
Ekonomi China tumbuh 6,7 persen pada kuartal pertama 2016, dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal itu memenuhi harapan dan memberikan bukti tambahan bahwa perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia dapat keluar dari posisi terendahnya.
"Ada banyak yang meragukan reli penguatan pasar pada saat ini, terutama ketika S&P 500 begitu dekat dengan level tertinggi," tulis Angus Nicholson, analis pasar IG di Melbourne.
"Namun, di dunia di mana sepertiga dari obligasi pemerintah memiliki hasil negatif, ada insentif yang kuat untuk meningkatkan alokasi ekuitas seseorang dalam mengejar hasil yang positif."
Sementara itu harga minyak telah kembali melemah dari level puncak baru-baru ini di tengah kekhawatiran bahwa pertemuan produsen papan atas mungkin tidak menghasilkan pengetatan pasokan.
Harga minyak mentah AS naik 5 sen menjadi US$41,54 per barel, tapi masih di bawah level puncak 4,5 bulan di atas US$42 pada pertengahan minggu, ketika harapan pasar yang lebih tinggi terkait pertemuan produsen di Doha akan menghasilkan pengetatan pasokan. Sementara minyak mentah Brent naik 4 sen menjadi US$43,88 per barel.
(gir/gir)