PLN Borong Gas, Keputusan Investasi Tangguh III Terbit Juni

CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2016 09:37 WIB
Seluruh gas hasil produksi dari fasilitas Tangguh Train III sudah terserap penuh oleh PLN untuk dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 4.284 MW.
Pekerja melakukan aktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/9). (Antara Foto/Muhamad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan keputusan investasi final pengembangan proyek fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh Train III yang akan dioperatori oleh British Petroleum Berau Ltd baru akan terbit pada Juni 2016.

Wakil Kepala SKK Migas, Zikrullah mengatakan Final Investment Decision (FID) sudah bisa dilakukan mengingat 100 persen gas Tangguh Train III sudah terserap oleh pasar dalam negeri. Hal itu terjadi setelah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) memesan gas Train III yang belum terserap untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 4.284 Megawatt (MW).

"Juni sudah dapat dilakukan FID, karena dengan adanya ini gas dari proyek Train III sudah 100 persen terserap," jelas Zikrullah di Jakarta akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, ia tak mau membeberkan harga gas serta nilai transaksi yang dilakukan oleh PLN. Ia hanya mengatakan, gas dari proyek Tangguh Train III ini nanti akan menambah pesanan PLN dari Tangguh sebesar 20 kargo per tahun menjadi 44 kargo per tahun antara tahun 2020 hingga 2033.

"Dengan demikian 75 persen sisa gas Tangguh Train III yang belum terserap sudah dialokasikan untuk PLN. Untuk besaran dalam metrik ton, sayangnya kami masih belum konversi," ujarnya.

Sebagai informasi, hingga bulan lalu kontrak pembelian gas dari Tangguh Train III baru sebesar 950 ribu ton per tahun yang dibeli oleh perusahaan pembangkit listrik asal Jepang, Kansai Electric Power. Angka itu mengambil porsi 25 persen dari total produksi yang diproyeksikan sebesar 3,8 juta ton per tahun.

Tangguh Train III juga diharapkan bisa berproduksi mulai tahun 2020 dengan biaya investasi senilai US$ 12 miliar dengan FID yang direncanakan keluar pada bulan Juni 2016. Jika digabungkan dengan proyek Train I dan Train II, maka produksi Tangguh bisa menyentuh 11,4 juta ton per tahun.

Pada awalnya, PLN berencana akan membeli 40 persen dari gas Tangguh Train III, namun perusahaan ternyata malah membeli seluruh sisa gas yang belum terjual pada Jumat pekan lalu. Rencananya, gas tersebut akan digunakan untuk mengamankan pasokan di di Arun (184 MW), Belawan (800 MW), 2 blok PLTGU Muara Karang (1.300 MW), dan tiga blok PLTGU Priok berkapasitas 2.000 MW.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan harga gas yang dibeli PLN dari Tangguh Train III memang menjadi sedikit lebih murah dibanding negosiasi sebelumnya. Namun sama seperti Zikrullah, ia tak mau membeberkan besaran harga pastinya.

"Yang penting bagi kami, 100 persen gas Train III ini sudah diserap, sekarang tinggal FID saja. Semoga nanti bisa segera disetujui karena ini kan investasi besar masuk ke Indonesia," jelas Wiratmaja.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER