Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan Selasa (19/4) setelah pemogokan pekerja di Kuwait mengganggu produksi minyak mentah anggota OPEC, membayangi sentimen negatif setelah kegagalan kesepakatan produsen untuk membekukan tingkat produksi.
Seperti dikutip dari
Reuters, ribuan pekerja minyak di Kuwait tetap mogok untuk hari ketiga pada Selasa untuk memprotes reformasi gaji sektor publik yang direncanakan. Hal itu membuat adanya penurunan produksi minyak mentah 1,5 juta barel per hari (bph).
Jumlah tersebut lebih dari setengah produksi minyak mentah rata-rata Kuwait di angka 2,8 juta barel per hari pada bulan Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, hal tersebut mengarah ke penurunan produksi sekitar 200.000 barel per hari di Venezuela dan pipa di Nigeria yang mungkin telah mengurangi produksi 400.000 barel per hari. Para pedangan menyatkan hal itu bersamaan dengan musim pemeliharaan kilang yang akan mendukung harga.
"Pemogokan di Kuwait adalah faktor utama. Hal itu adalah baut dari dalam hal berapa banyak minyak di pasar. Biasanya hal ini memiliki periode turun, tapi ini tampaknya dapat mengibaskan perubahan. Hal ini mendukung untuk pasar untuk saat ini," kata John Kilduff, mitra Again Capital, hedge fund energi di New York.
Seorang juru bicara untuk pekerja minyak dan gas Kuwait, mengatakan mereka melakukan mogok yang akan berlanjut sampai rencana reformasi gaji sektor publik dibatalkan.
Harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik US$1,12 menjadi US$44,03 per barel, sedangkan minyak mentah AS menetap US$1,30 lebih tinggi pada angka US$41,08 per barel.
Analis mengatakan gangguan Kuwait kemungkinan akan berefek singkat dan berharap harga akan ditekan lagi karena pasar cenderung kembali fokus pada kelebihan pasokan setelah kegagalan eksportir utama untuk menyetujui pembekuan produksi.
Sebuah kesepakatan untuk membekukan produksi minyak oleh OPEC dan produsen non-OPEC runtuh pada pertemuan akhir pekan di Doha setelah Arab Saudi menuntut Iran bergabung untuk menyelamatkan kesepakatan dan membantu menopang harga minyak mentah.
Iran telah berulang kali mengatakan akan memprioritaskan mendapatkan kembali tingkat produksi minyak sama seperti saat sebelum memperoleh sanksi, daripada membahas pembekuan produksi.
(gir)