Harga Minyak Anjlok Lebih dari 2 Persen

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 05 Apr 2016 07:58 WIB
Harga minyak Brent ditutup turun 98 sen, atau 2,5 persen, pada level US$37,69 per barel, menyentuh level rendah pada 4 Maret lalu di angka US$37,60.
Ilustrasi oil rig. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin (4/4), dengan minyak Brent menyentuh posisi terendah satu bulan karena investor meragukan bahwa negara-negara produsen akan membekukan produksi untuk mengendalikan kelebihan pasokan di seluruh dunia.

Seperti dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS hanya mendapat dukungan singkat dari pemadaman pipa yang membantu menyalurkan minyak ke hub penyimpanan. Namun pedagang khawatir bahwa stok minyak mentah AS mungkin mencapai rekor tertinggi untuk minggu kedelapan berturut.

Sebenarnya harga minyak tetap naik sekitar 40 persen dari titik terendah dalam 12 tahun yang dicapai pada pertengahan Februari lalu, meskipun reli penguatan telah berkurang seiring tumbuhnya skeptisisme tentang pembekuan produksi yang diusulkan oleh para produsen utama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tampaknya bahwa keinginan spekulatif yang menarik ke sisi beli komoditas energi melalui sebagian besar kuartal pertama terkait pertemuan membahas pembekuan produksi kini bakal usai," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch & Associates.

Harga minyak Brent ditutup turun 98 sen, atau 2,5 persen, pada level US$37,69 per barel, menyentuh level rendah pada 4 Maret lalu di angka US$37,60. Angka ini turun 11 persen dari level tertinggi 2016 US$42,54 yang dicapai pada 18 Maret.

Sementara harga minyak mentah AS turun US$1,09, atau hampir 3 persen, pada US$35,70 per barel, setelah sempat rebound karena berita tentang pemadaman pipa Keystone yang merupakan salah satu jaringan penyaluran minyak ke hub penyimpanan di Cushing, Oklahoma.

Harga minyak mentah AS telah anjlok 15 persen dari level puncak 2016 di US$41,90 per barel pada 22 Maret.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak utama lainnya akan bertemu di Doha, Qatar dalam dua minggu untuk membahas rencana pembekuan produksi. Namun prospek kesepakatan terlihat belum jelas, karena Arab Saudi menolak untuk berpartisipasi tanpa Iran, sementara Rusia mencatatkan produksi tertinggi dalam 30 tahun dalam beberapa minggu sebelum pertemuan. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER