Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah diminta memperhatikan kesulitan yang dialami pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memperoleh permodalan untuk mengembangkan bisnisnya. Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mendesak hal tersebut usai Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meresmikan dibukanya pameran kerajinan Inacraft 2016 yang akan berlangsung hingga 24 April mendatang di Jakarta Convention Center (JCC).
Anggota KEIN Irfan Wahid menyatakan, pelaku UMKM selalu menghadapi masalah klasik berupa kesulitan dalam mengakses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia. Padahal UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional karena kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 57 persen.
"Dari 125 juta tenaga kerja yang ada saat ini 118 juta orang di antaranya berasal dari sektor UMKM," kata Irfan, Rabu (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan UMKM yang berkembang di Indonesia sebagian besar bergerak pada sektor usaha kreativitas atau kerajinan. Namun untuk bisa maju dan berkembang selalu terbentur masalah permodalan dan jaringan pemasaran.
“Ada lima masalah yang meski kita carikan solusi bagi perkembangan UKMN terutama yang bergerak dalam industri kreatif seperti kerajinan. Lima masalah itu antara lain kurangnya tenaga kerja, minimnya inovasi, minimnya kemampuan branding terutama packaging dan marketing, terbatasnya networking serta minimnya akses permodalan,” tambahnya.
Menurutnya, butuh kesamaan visi dalam menumbuh kembangkan bisnis berbasis kreativitas di Indonesia. Pemerintah dinilai perlu menginstruksikan perbankan pelat merah untuk lebih banyak menyalurkan modal, sementara institusi pendidikan perlu memberikan kurikulum pengembangan bisnis UMKM kreatif ini.
“Paralel, Pemerintah harus mulai perbanyak dan rutin dalam memberikan pelatihan sekaligus membuat roadmap terpadu bagi seluruh stakeholder dalam menguatkan UMKM di daerahnya. Ini bisa dimulai dari pengayaan product knowledge, pengetahuan dasar branding, ilmu packaging dan pemasaran serta ilmu manajemen bisnis,” tegasnya.
Sementara Wakil Presiden JK meminta 1.400 peserta Inacraft dan juga seluruh pelaku UMKM di Indonesia untuk mampu membaca permintaan pasar sehingga bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan mudah dipasarkan.
"Kadang-kadang kita keliru merasa punya yang terbaik padahal dalam bisnis itu terbaik untuk pembeli. Produk kerajinan apabila ingin tahap bisnis atau ekonomi maka harus mempunyai fungsi bukan hanya sebagai hiasan," kata JK.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar menilai, untuk bisa mewujudkan tema Inacraft 2016 yaitu "From Smart Village to Global Market" maka produk yang dihasilkan oleh pengrajin UMKM harus sesuai selera pasar.