Pangkas Ketimpangan Likuiditas Bank, BI Andalkan Reverse Repo

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2016 15:23 WIB
Secara umum jika kekurangan dana, satu bank bisa meminjam ke bank lainnya. Namun, aktivitas ini terhitung masih rendah.
Secara umum jika kekurangan dana, satu bank bisa meminjam ke bank lainnya. Namun, aktivitas ini terhitung masih rendah. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Acuan suku bunga reverse repo 7 hari menjadi andalan Bank Indonesia (BI) dalam mengurangi ketimpangan likuiditas antara bank bermodal inti rendah dengan bank bermodal banyak. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo berharap diaktifkannya reverse repo tersebut, aktivitas pinjam-meminjam antarbank di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) menjadi lebih aktif.

“Perbankan bisa meningkatkan transaksi dalam bentuk pinjaman antar bank dengan dasar security apakah SBN, SBI namun kami harapkan agar PUAB jadi lebih aktif," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (22/4).

Secara umum jika kekurangan dana, satu bank bisa meminjam ke bank lainnya. Namun, aktivitas ini terhitung masih rendah. Terlihat dari masih banyaknya bank yang mengandalkan BI untuk mendapatkan pinjaman atau yang biasa disebut lending facility (LF).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini diakui oleh Presiden Direktur PT Bank MNC Internasional Benny Purnomo. Ia mengatakan kendati likuiditas industri perbankan tengah membaik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini bank BUKU I dan II sulit mendapatkan pinjaman likuiditas dari Bank BUKU III dan IV.

"Analoginya, jarang anak SMA mau minjamin duitnya ke anak SMP," ujar Benny saat dihubungi.

Benny menjelaskan selama ini ada isu pinjam meminjam antar bank beda kelas tersebut didasari oleh adanya keinginan untuk menanggung risiko atau appetite risk dari setiap bank. Biasanya bank bermodal besar enggan menitipkan likuiditasnya di bank kecil.

Namun sebagai bank kategori BUKU II, Bank MNC merasa masih diuntungkan oleh loyalitas nasabah. Biasanya bank-bank kecil memiliki nasabah yang berkomitmen menempatkan dananya di bank tersebut dalam jangka panjang ketimbang di bank-bank besar sehingga mampu menopang likuiditas perusahaan.

Hal tersebut tercermin dari nilai core deposito yang mencapai 80 persen dari total deposito yang ada.

"Fungsi bank yang bagus itu yang bisa self financing dan tidak tergantung dari pinjaman. Bagaimana dia balance DPK dengan kredit yang dilempar," jelasnya.

Kendati demikian Benny menilai kebijakan BI mengubah kiblat acuan tersebut akan mempercepat transmisi kebijakan moneter BI, sebab kebijakan acuan suku bunga itu didasari transaksi pasar uang antarbank.

Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Head of Treasury BCA Branko Windoe. Ia mengatakan sejauh ini memang sering ada ketimpangan likuiditas antara perbankan asing dan dalam negeri.

Kekurangan likuditas membuat perbankan dalam negeri menaikkan suku bunga deposito. Dengan adanya reverse repo rate, diharap likuiditas bank bisa terjaga.

“Bank-bank jadi tidak ada alasan lagi berdagang di pasar karena uangnya bisa secure (aman),” ungkapnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER