Produksi dan Ekspor CPO Bulan Lalu Turun Bersamaan

CNN Indonesia
Selasa, 26 Apr 2016 16:43 WIB
Penurunan produksi pada Januari-Maret juga bisa diakibatkan rendahnya fotosintesis karena efek asap dari kebakaran hutan.
Penurunan produksi pada Januari-Maret juga bisa diakibatkan rendahnya fotosintesis karena efek asap dari kebakaran hutan. (Dok. Sampoerna Agro).
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan jumlah produksi dan ekspor minyak sawit pada bulan Maret turun dari bulan sebelumnya karena permintaan yang lesu.

Sekretaris Jenderal Gapki Togar Sitanggang mengatakan terdapat pelemahan kinerja produksi dan ekspor untuk komoditas crude palm oil (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO). Hal tersebut sesuai dengan tren sejak awal tahun ini.

Menurut data yang diolah Gapki, produksi CPO dan CPKO Indonesia untuk Januari lalu sebesar 2,99 juta ton. Sementara pada Februari produksi menjadi 2,70 juta ton atau turun sebesar 9,6 persen. Stok minyak sawit Indonesia pada Januari tercatat 4,36 juta ton, sedangkan pada Februari turun 16 persen menjadi 3,66 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya belum bisa bicara angkanya untuk produksi Maret. Tapi yang jelas turun dari bulan sebelumnya,” ungkap Togar di Yogyakarta, Selasa (26/4).

Ia menilai penurunan produksi pada Januari-Maret juga bisa diakibatkan rendahnya fotosintesis karena efek asap dari kebakaran hutan. Sementara efek El Nino dinilai belum dirasakan pada awal tahun ini.

“Jumlah tandan mungkin sama tapi buahnya lebih kecil. Ini yang perlu dicermati sampai semester II nanti,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyatakan ekspor minyak kelapa sawit pada Maret melemah. Hal itu berbalik dari kinerja ekspor pada Februari 2016. Ekspor minyak sawit Indonesia pada Februari 2016 tercatat sebanyak 2,29 juta ton atau naik 9 persen dibandingkan dengan ekspor bulan lalu sebesar 2,1 juta ton.

Jika dibandingkan secara tahunan, maka kinerja ekspor minyak sawit Indonesia selama dua bulan pertama tahun 2016 naik 22 persen dibandingkan periode yang sama 2015, atau dari 3,59 juta ton pada periode Januari-Februari 2015 meningkat menjadi 4,39 juta ton pada Januari-Februari 2016.

“Ekspor Maret turun secara bulanan. Hal itu karena sentimen switching ke minyak kedelai masih besar,” jelasnya.

Selain itu, ekspor minyak kelapa sawit juga turun karena permintaan dalam negeri cukup besar untuk penggunaan biodiesel. Hal itu juga ditambah adanya pelemahan ekonomi di beberapa negara pasar ekspor.

“Situasi ekonomi negara ekspor masih lemah, seperti Pakistan, India, dan lainnya,” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER