Cegah Dana Repatriasi Kabur, BEI Usul Pembekuan Lima Tahun

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 12:40 WIB
Pembekuan dana memiliki satu tujuan, agar dana triliunan lebih tersebut tidak dilarikan lagi atau hanya mengendap sementara di dalam negeri.
Menurut Dirut BEI Tito Sulistio, pembekuan dana memiliki satu tujuan, agar dana triliunan lebih tersebut tidak dilarikan lagi atau hanya mengendap sementara di dalam negeri. (CNN Indonesia/Giras Pasopati).
Jakarta, CNN Indonesia -- Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengusulkan dilakukannya pembekuan dana hasil repatriasi aset yang diperoleh dari para penikmat fasilitas pengampunan pajak (tax amnesty). Tujuannya satu, agar dana triliunan lebih tersebut tidak dilarikan lagi atau hanya mengendap sementara di dalam negeri.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengusulkan, pembekuan dana bisa dilakukan pemerintah untuk enam instrumen investasi yang akan disediakan guna menyerap dana tersebut, yaitu deposito dan tabungan, obligasi dan saham, reksadana kontrak investasi kolektif (KIK), dana investasi real estat (DIRE), kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA), dan reksadana penyertaan terbatas.

Untuk dua instrumen pertama, Tito mengusulkan pembekuan dana diberlakukan selama maksimal tiga tahun. Sementara untuk empat instrumen yang baru saja diusulkannya ke DPR, Tito menyebut dana tersebut bisa dikunci selama maksimal lima tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pembekuan atas sub rekening efek atau balance efek bertujuan agar efek dan atau dana dalam rekening tersebut tidak dapat ditarik atau dimutasikan keluar selama status pembekuan,” kata Tito di Jakarta, Rabu (27/4).

Tito menyatakan terdapat beberapa klasifikasi pembekuan, yaitu pembekuan untuk kepentingan pencatatatan agunan, pembekuan untuk kepentingan lock up dan pembekuan untuk keperluan lain.

Lebih lanjut, usulan tersebut dinilai Tito bisa membawa efek berkelanjutan, yaitu membesarkan program Yuk Nabung Saham dan membangkitkan minat investor internasional. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER