Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia menaikkan proyeksi harga minyak dunia tahun ini menjadi US$41 per barel, dibandingkan proyeksi serupa yang dibuatnya pada Januari lalu di harga US$37 per barel.
Laporan ‘
Commodity Markets Outlook’ yang baru saja dirilis menjelaskan alasan dinaikkannya proyeksi tersebut karena Bank Dunia memperkirakan fenomena kelebihan pasokan minyak di pasar akan berkurang.
"Kami perkirakan harga sedikit lebih tinggi untuk komoditas minyak sepanjang tahun ini karena pasar kembali mencari keseimbangan setelah periode kelebihan pasokan," kata John Baffes dari Bank Dunia, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Baffes mengingatkan harga minyak bisa kembali jatuh jika negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) justru meningkatkan produksi secara signifikan karena tidak tercapainya kesepakatan pembekuan produksi beberapa waktu lalu.
Meskipun harga dinaikkan, Bank Dunia memperkirakan harga minyak akan tetap lebih rendah dari tahun lalu. Harga energi, termasuk minyak, gas alam dan batu bara, diperkirakan turun 19,3 persen tahun ini dari tahun sebelumnya.
“Persediaan yang terus-menerus meningkat dan prospek pertumbuhan yang lemah di negara-negara berkembang menjadi alasan utama yang membuat harga minyak lebih rendah dari tahun lalu,” kata Baffes.
(gen)