Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Asmawi Syam mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan kemudahan bagi perbankan membuka kantor cabang baru.
Namun, Asmawi mengungkapkan saat ini yang dibutuhkan BRI adalah mengalihkan aktivitas konvensional ke digitalisasi perbankan. Pasalnya, hal ini dapat menghemat biaya ekspansi perbankan hingga ke berbagai daerah jika dibanding harus membuka kantor cabang baru.
"Saya kira ini bagus. Tapi yang paling utama buat kita, konsep kita ini adalah bagaimana agar digitalisasi perbankan kita tingkatkan," kata Asmawi di kantor pusat BRI, Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asmawi menilai saat ini perbankan tidak lagi membutuhkan kantor konvensional untuk melakukan transaksi perbankan. Pasalnya dengan teknologi yang saat ini telah berkembang, maka kegiatan transaksi perbankan dapat dilakukan secara
online.
"Kalau kota mengenal jaringan perbankan itu ada dua, yaitu konvensional dan juga tidak konvensional. Lalu juga ada jaringan teknologi. Saat ini kita bangun banyak jaringan. Ini sudah sangat efisien karena bank itu sudah tidak perlu lagi beli kantor, belanja pegawai dan dana minimum kas," jelas Asmawi.
Namun ia tidak menampik rencana melakukan akuisisi terhadap bank-bank kecil di berbagai daerah sebagai sarana ekspansi. Akuisisi ini dapat dilakukan dengan syarat sesuai dengan kebutuhan perbankan dan harga yang ditawarkan.
"Nanti kita lihat mau beli untuk nambah jaringan atau tambah fitur. Tapi sepanjang itu layak dan murah sesuai keinginan pertumbuhan kita kenapa tidak," jelasnya.
Dalam memaksimalkan pelayanan ke sektor usaha di daerah, salah satu upaya BRI adalah dengan meningkatkan jangkauan jasa layanan perbankan hingga ke wilayah-wilayah terpencil. Dua ujung tombak BRI untuk meningkatkan jangkauan jasa layanan perbankan hingga ke wilayah-wilayah terpencil adalah Teras BRI dan layanan BRILink.
Sedangkan untuk layanan branchless banking Bank BRI yang populer disebut BRILink juga meningkat secara signifikan, baik dari segi jumlah agen, jumlah transaksi maupun volume transaksi.
Insentif OJKSebagai informasi paket insentif ini sendiri berisi mengenai regulasi dan persyaratan untuk membuka jaringan kantor dengan menurunkan perhitungan alokasi modal inti bagi bank yang dapat meningkatkan efisiensinya.
Semakin rendah rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) dan NIM (
Nett Interest Margin), maka semakin besar insentif penurunan perhitungan alokasi modal inti untuk membuka jaringan kantor yang dapat diperoleh oleh bank tersebut.