Jakarta, CNN Indonesia -- Perlambatan pertumbuhan ekonomi terbukti berpengaruh terhadap kinerja industri pembiayaan (
multifinance) tahun ini. Buktinya, hingga kuartal I 2016, total pembiayaan yang disalurkan turun 1,46 persen.
Berdasarkan Statistik Lembaga Pembiayaan yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total piutang pembiayaan
multifinance mencapai Rp369,80 triliun sampai 31 Maret 2015. Pada periode yang sama tahun ini, piutang pembiayannya sebesar Rp364,40 triliun.
Lini bisnis sewa guna usaha menjadi biang kerok negatifnya pembiayaan perusahaan
multifinance. Piutang pembiayaan kegiatan ini tercatat turun 9,73 persen, yakni dari Rp114,22 triliun menjadi hanya Rp103,10 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, lini bisnis pembiayaan konsumen, kartu kredit, dan anjak piutang hanya tumbuh tipis. Pembiayaan konsumen mendominasi total piutang pembiayaan sebesar Rp249,78 triliun per kuartal I 2016. Diikuti oleh sewa guna usaha sebesar Rp103,10 triliun, anjak piutang Rp11,39 triliun dan kartu kredit Rp112 miliar.
Laba Bertambah
Kendati bisnisnya tertekan, industri
multifinance masih mampu membukukan laba. Per kuartal I 2016, laba bersih dari total 264 perusahaan pembiayaan yang diawasi OJK ini tercatat tumbuh 12,9 persen dari Rp2,71 triliun menjadi Rp 3,06 triliun (
year on year).
Naiknya laba tersebut, ditopang oleh total pendapatan yang dikantongi perusahaan
multifinance sebesar Rp22 triliun atau naik 4,51 persen. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari pendapatan operasional yang tembus Rp20,98 triliun.
Sementara, total beban yang dikeluarkan industri
multifinance relatif stagnan. Yakni, dari Rp17,24 triliun per kuartal I 2015 menjadi sebesar Rp17,83 triliun pada periode yang sama tahun ini.
(gen)