Menimbang Tawaran Cicilan Ringan Tanpa Kartu Plastik

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 10:55 WIB
Perusahaan multifinance terus memberikan fasilitas pinjaman bagi masyarakat yang ingin mencicil pembelian barang namun tidak memiliki kartu kredit.
Perusahaan multifinance terus memberikan fasilitas pinjaman bagi masyarakat yang ingin mencicil pembelian barang namun tidak memiliki kartu kredit. (CNN Indonesia/Christine Novita Nababan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki barang impian dengan skema cicilan adalah solusi tepat ketika Anda tidak memiliki cukup uang tunai. Namun, untuk dapat memanfaatkan program cicilan ini, terutama di pusat-pusat perbelanjaan modern, biasanya Anda harus menunjukkan kepemilikan kartu kredit.

Nah, persoalannya, tidak semua orang di Indonesia mengantongi kartu kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia per 31 Maret 2016, jumlah kartu kredit beredar sebanyak 16,89 juta keping. Jumlah ini bahkan tidak sampai sepersepuluh dari total penduduk di Indonesia yang berkisar 250 juta jiwa.

Lalu, apakah berarti program cicilan tidak bisa dinikmati oleh mereka yang tidak memiliki kartu kredit? Tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, ada banyak perusahaan pembiayaan (multifinance) yang menawarkan skema cicilan. Sebut saja, Home Credit Indonesia, AEON Credit Service Indonesia, FIF Spektra, dan multifinance berbasis financial technology www.shootyourdream.com yang terafiliasi dengan Columbia.

Tak ubahnya kartu kredit, tawaran mencicil barang impian dari multifinance ini juga beragam, mulai dari barang-barang elektronik, peralatan rumah tangga, komputer, telepon seluler, hingga paket wisata ke luar negeri.

Ada beberapa keunggulan pembiayaan melalui multifinance yang tidak dimiliki oleh program cicilan kartu kredit, yakni persyaratan yang relatif mudah. Misalnya, hanya memerlukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nasabah memiliki penghasilan tetap.

Nheni Ariani (24 tahun), staf pemasaran salah satu perusahaan konsultan media ini menceritakan pengalamannya memanfaatkan tawaran pembiayaan ponsel pintar melalui Home Credit Indonesia di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

Bukan tanpa alasan Nheni memutuskan menjadi nasabah Home Credit. Ia gagal menjadi nasabah kartu kredit salah satu bank. Menurut dia, bank penerbit kartu menilainya belum memenuhi syarat, karena bekerja kurang dari satu tahun, dan berpenghasilan kurang dari Rp5 juta.

“Kebetulan saat sedang di mal, saya lihat penawaran Home Credit. Saya mulai tanya-tanya dan ternyata bisa cicil barang tanpa kartu kredit. Persyaratannya mudah, cuma KTP dan isi data. Saya coba ajukan dan kurang dari satu jam, saya bisa bawa pulang barang,” ujarnya.

Pengalaman berbeda datang dari Yasser Muhammad (33 tahun). Karyawan bidang teknologi informasi ini mengaku sudah dua kali memanfaatkan program cicilan dari shootyourdream.

“Waktu itu saya butuh meja komputer dan malas untuk pergi ke mal mencari barang. Saya cek di internet ada penawaran shootyourdream, tanpa kartu kredit. Saya daftar, ajukan pembiayaan, eh beberapa hari kemudian barang dikirim,” tutur dia.

Selain itu, sambung Yasser, bunga pembiayaan yang ditawarkan juga cukup ringan. Ia sendiri mengklaim, tadinya memiliki cukup uang untuk membeli meja komputer. Namun, ia mengurungkan niat untuk membeli dengan lunas dan mengalokasikan uang tunai tersebut untuk kebutuhan lainnya.

Melayani Yang Kurang Terlayani

Untuk berebut pasar di industri pembiayaan, multifinance berhadapan dengan bank, tak terkecuali pada pembiayaan elektronik dan peralatan rumah tangga. Hal ini tentu tidak mudah mengingat penetrasi nasabah perbankan jauh lebih besar dibandingkan nasabah multifinance.

"Namun, ini juga berarti, multifinance memiliki peluang lebih besar ketimbang bank untuk menawarkan produk dan layanan kepada masyarakat yang kurang terlayani,” imbuh Jaroslav Gaisler, Direktur Utama Home Credit Indonesia, Senin (2/5).

Makanya, lanjut dia, multifinance juga harus memiliki nilai lebih agar menjadi pilihan konsumen. Di Home Credit, sambung dia, kebutuhan konsumen direspon dengan cepat dan tepat untuk memuaskan pengalaman pembiayaan pelanggan.

Seperti, komitmen untuk memproses aplikasi calon nasabah sekitar 30 menit, bunga kompetitif, tenor hingga 24 bulan, uang muka mulai dari nol persen, jaringan luas kerja sama dengan toko dan kemudahan pembayaran cicilan melalui ATM bank, serta gerai ritel Indomaret.

Tak ketinggalan, FIF Spektra juga memberlakukan proses persetujuan kredit cepat, terutama untuk nasabah repeat order (pemesanan kembali), persyaratan mudah, uang muka nol persen dan promo potongan angsuran, serta hadiah langsung untuk setiap pengajuan kredit.

“Sebagai upaya mempertahankan pasar, kami mempertajam program pemasaran dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing area, dan tentunya meningkatkan peran channel dan network FIF Spektra. Saat ini, kami hadir di lebih dari 500 gerai,” terang Darwan Tirtayasa, Direktur Utama FIF Spektra.

Sebagai informasi, kelompok usaha FIF Group tersebut merupakan pemain lama di industri pembiayaan elektronik dan peralatan rumah tangga. Berbeda dengan Home Credit Indonesia yang baru memasuki tahun ke-3 beroperasi di industri pembiayaan di Indonesia. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER