Jakarta, CNN Indonesia -- Kalangan bankir mengaku kesulitan menekan biaya operasional sesuai dengan indikator efisiensi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Tbk adalah dua emiten perbankan yang kurang merespon kebijakan insentif dari OJK.
Sebelumnya, OJK memberikan insentif berupa keringanan kewajiban tambah modal bagi bank yang membuka jaringan kantor cabang baru. Syaratnya, hanya bank yang efisien yang akan mendapatkan fasilitas itu, diukur dari rasio marjin pendapatan bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bukan perkara mudah menekan BOPO di industri perbankan jika melihat kondisi geografis Indonesia. Pasalnya, penambahan jaringan kantor perlu diimbangi dengan penambahan karyawan sehingga otomatis berpengaruh terhadap biaya operasional yang bakal meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari investasi itu butuh dua tahun baru menghasilkan, sementara hitungan biayanya itu dihitung per hari ini. Rata-rata BOPO industri saat ini sudah 83-84 persen," kata Jahja di Jakarta, Jumat (29/4).
Menurutnya, berbeda halnya dengan kondisi perbankan di negara-negara tetangga di kawasan ASEAN, di mana tingkat BOPO bank rata-rata cukup rendah karena kondisi geografisnya yang mendukung untuk ekspansi.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung. Dia mengatakan untuk menekan BOPO secara signifikan tidak semudah membalikan telapak tangan.
"Saya rasa BOPO itu dalam satu tahun tidak akan berubah banyak.
It takes time untuk tiba-tiba melonjak sampai 10 persen. Kecuali kalau banknya rugi, kalau rugi BOPO-nya bisa naik besar sekali," kata Arief.
Saat ini, jelasnya, BTPN memiliki rasio BOPO sebesar 83,14 persen dari pendapatan operasional. Rasio tersebut relatif tinggi mengingat BTPN memiliki segmen bisnis mikro yang membutuhkan usaha ekstra untuk menggarapnya.
Kendati demikian, Arief mengapresiasi insentif yang diberikan oleh OJK demi mendorong efisiensi perbankan
"Kita apresiasi bahwa ada dorongan insentif (agar) bank bisa menambah jaringan baru," katanya.
(ags)