Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menilai adanya perubahan fraksi harga saham yang diberlakukan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini bakal mendongkrak kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ketua AAEI Haryajid Ramelan mengatakan bahwa pelaku pasar memang telah menunggu implementasi perubahan fraksi harga saham tersebut. Pasalnya, fraksi harga saham yang lama dinilai tidak mendukung transaksi yang lebih aktif.
“Dengan adanya perubahan ini, inilah yang ditunggu pelaku pasar cukup lama. Fraksi sebelumnya tidak terlalu menarik bagi pelaku pasar untuk bertransaksi,” jelasnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, dalam aturan fraksi sebelumnya, banyak pelaku pasar yang menunda melakukan transaksi. Hal itu disebabkan adanya jarak yang lebar untuk bisa mencapai target keuntungan yang dipatok pelaku pasar.
“Fraksi sebelumnya membuat pelaku pasar butuh biaya banyak untuk mengejar target berdagang. Hal ini tidak menarik bagi kebanyakan investor ritel yang juga merupakan trader harian,” ungkapnya.
Dengan adanya aturan fraksi harga saham yang baru ini, Haryajid berharap pelaku pasar lebih bergairah dalam melakukan transaksi perdagangan saham. Ia menilai, jika pelaku pasar sudah menyesuaikan diri dengan hal ini, maka diharapkan likuiditas akan meningkat dan IHSG bakal terdongkrak.
“Likuiditas akan semakin bagus. Maka harapan kami harganya juga semakin menarik. Ketika bertambah jumlah omset dari transaksi harian bisa membuat pergerakan semakin aktif. Saya yakin indeks bisa mencapai level 5.000 kembali,” kata Haryajid.
Seperti diketahui, BEI memberlakukan perubahan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan penawaran jual atau permintaan beli (fraksi harga) yang baru efektif mulai hari ini.
Hal itu diputuskan melalui Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00023/BEI/04-2016, BEI memberlakukan 5 satuan fraksi harga dari sebelumnya 3 satuan fraksi harga.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan BEI perlu melakukan penyesuaian atas fraksi harga karena untuk meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar serta untuk meningkatkan daya saing bursa.
“Fraksi harga merupakan komponen struktur mikro pasar yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan likuiditas saham,” jelasnya.
Kendati demikian, IHSG terpantau melemah tipis dalam dalam jeda siang perdagangan di hari pertama implementasi fraksi harga saham yang baru. Indeks melemah karena dinilai terseret tidak kondusifnya bursa global.
Dalam jeda sesi I hari ini, indeks melemah 0,71 persen ke level 4.803. Seluruh sektor dalam perdagangan terpantau melemah, dipimpin oleh sektor industri dasar yang anjlok 1,7 persen. Sementara pelemahan tertipis dialami oleh sektor barang konsumsi sebesar 0,14 persen.
Sebanyak 109 saham menguat, sedangkan 179 saham melemah, dan 76 saham tidak bergerak. Volume perdagangan tercatat mencapai 2,56 miliar lembar dengan nilai hingga Rp2,33 triliun dan frekuensi transaksi 110.644 kali. Pemodal asing melakukan aksi jual bersih hingga Rp267,8 miliar di pasar reguler.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pelaksanaan fraksi harga saham yang baru belum mampu mendongkrak kinerja IHSG secara jangka pendek, kendati dinilai positif. Ia menyatakan pelaku pasar masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
“Saya kira tidak bisa secepat itu efeknya. Perubahan fraksi harga saham memang diapresiasi oleh pelaku pasar. Namun perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Mungkin minggu depan bisa mulai terlihat efeknya,” kata David.
(gir)