Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan yang didukung saham sektoral berbasiskan komoditas energi dan tambang serta sejumlah isu individual seperti antisipasi kinerja kuartal I 2016 hingga pembagian dividen.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa global tadi malam kembali menguat ditopang kenaikan lanjutan harga minyak mentah dan reli harga komoditas logam. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro kemarin menguat 0,61 persen di 2.942,09.
“Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,94 persen dan 0,97 persen di 17.721,25 dan 2.061,72,” katanya dalam riset, Rabu (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, harga minyak mentah di AS tadi malam melonjak 4,5 persen di US$42,17 per barel setelah pasar merespon pemberitaan kantor berita Rusia bahwa Rusia dan Arab Saudi setuju pembekuan tingkat produksinya menjelang pertemuan Doha 17 April mendatang.
“Ini merupakan posisi tertinggi harga minyak sepanjang tahun ini dan telah menguat 14 persen (YTD),” jelasnya.
Sementara, lanjutnya, penguatan di pasar saham global tadi malam mengabaikan peringatan IMF akan potensi terjadinya stagnasi global. IMF kemarin menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan menjadi masing-masing 3,2 persen dan 3,5 persen dari proyeksi sebelumnya di Januari 2016 masing-masing 3,4 persen dan 3,6 persen.
“Dengan kondusifnya pasar saham global dan reli harga komoditas minyak mentah dan logam, IHSG pada perdagangan hari ini berpeluang melanjutkan tren bullishnya sepanjang tahun ini. IHSG diperkirakan bergerak di 4.810 hingga 4.850 dengan peluang penguatan lanjutan,” ungkapnya.
Menurutnya, saham sektoral berbasiskan komoditas energi dan tambang akan kembali melanjutkan penguatannya. Sejumlah isu individual seperti antisipasi kinerja kuartal I 2016 dan pembagian dividen sejumlah emiten turut menopang penguatan IHSG.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia mayoritas menguat dipimpin oleh bursa saham Jepang setelah mata uang yen berbalik terkoreksi. Ia menyatakan Bank of Japan (BoJ) mengurangi porsi dana bank dikenakan suku bunga negatif mampu membuat nilai tukar Yen berbalik melemah.
“Sedangkan bursa saham di China terkoreksi dengan saham industri rata-rata melemah. Ekonomi rill China menghadapi beberapa kesulitan sehingga kembali menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap perbaikan pertumbuhan ekonomi di awal semester tahun ini,” jelasnya.
Ia menilai pergerakan IHSG jika dianalisa menggunakan analisa teknikal, maka terlihat penguatan sebelumnya cukup wajar setelah kemarin terlihat bertahan pada support MA50 meskipun berpeluang membentuk formasi
head and shoulder.
“Sehingga diperkirakan IHSG masih bergerak positif jangka pendek dengan range pergerakan 4.780-4.900. Saham-saham yang dapat diperhatikan di antaranya AKRA, ASII, BBCA, BBRI, BMRI, JSMR, MAPI, SRIL,” katanya.
(gir/gen)