Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah tipis dalam dalam jeda siang perdagangan Senin (2/5) di hari pertama implementasi fraksi harga saham yang baru karena terseret oleh tidak kondusifnya bursa global.
Dalam jeda sesi I hari ini, indeks melemah 0,71 persen ke level 4.803. Seluruh sektor dalam perdagangan terpantau melemah, dipimpin oleh sektor industri dasar yang anjlok 1,7 persen. Sementara pelemahan tertipis dialami oleh sektor barang konsumsi sebesar 0,14 persen.
Sebanyak 109 saham menguat, sedangkan 179 saham melemah, dan 76 saham tidak bergerak. Volume perdagangan tercatat mencapai 2,56 miliar lembar dengan nilai hingga Rp2,33 triliun dan frekuensi transaksi 110.644 kali. Pemodal asing melakukan aksi jual bersih hingga Rp267,8 miliar di pasar reguler.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pelemahan IHSG pada kali ini lebih disebabkan oleh tidak kondusifnya bursa saham global. Menurutnya, perlambatan ekonomi saat ini lebih disebabkan pertumbuhan ekonomi AS kuartal I 2016 yang melambat.
“Ekonomi AS melambat dari 1,4 persen menjadi 0,5 persen secara kuartalan. Sementara bank sentral Jepang tidak menambah alokasi stimulus,” jelasnya saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Terkait pelaksanaan fraksi harga saham yang baru, David menilai hal itu belum mampu mendongkrak kinerja IHSG secara jangka pendek, kendati dinilai positif. Ia menyatakan pelaku pasar masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
“Saya kira tidak bisa secepat itu efeknya. Perubahan fraksi harga saham memang diapresiasi oleh pelaku pasar. Namun perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Mungkin minggu depan bisa mulai terlihat efeknya,” kata David.
Seperti diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan perubahan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan penawaran jual atau permintaan beli (fraksi harga) yang baru efektif mulai hari ini.
Melalui Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00023/BEI/04-2016, BEI memberlakukan 5 satuan fraksi harga dari sebelumnya 3 satuan fraksi harga.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan BEI perlu melakukan penyesuaian atas fraksi harga karena untuk meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar serta untuk meningkatkan daya saing Bursa. Fraksi harga merupakan komponen struktur mikro pasar yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan likuiditas saham.
“Bursa juga tetap memberlakukan batasan Auto Rejection yang dituangkan dalam Keputusan Direksi PT BEI Nomor: KEP-00096/BEI/08-2015 sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian,” ujar Tito, Jumat (29/4).
Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh sistem perdagangan Bursa (Jakarta Automated Trading System/JATS) terhadap penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke JATS akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa.
(gir)