Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Amerika Serikat berbalik naik pada Senin (2/5) setelah mengalami kerugian pada pekan lalu seiring dengan meredanya kekhawatiran investor terhadap risiko pendapatan perusahaan multinasional.
Mengutip
Reuters, indeks saham Dow Jones industrial average menguat 117,52 poin atau 0,66 persen menjadi 17.891,16, sedangkan indeks S&P 500 naik 16,13 poin atau 0,78 persen menuju 2.081,43. Sementara indeks Nasdaq Composite mengakhiri tren negatif pada pekan lalu setelah terapresiasi 42,24 poin atau 0,88 persen ke level 4.817,59.
Pemulihan harga minyak dan kebijakan akomodatif Bank Sentral AS dinilai telah membantu indeks saham S&P 500 naik sekitar 14 persen sejak pertengahan Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, aktivitas manufaktur AS meningkat dalam dua bulan terakhir meski pertumbuhannya pada April sedikit melambat. The Institute for Supply Management (ISM) menyatakan indeks aktivitas pabrik nasional merosot dengan perolehan poin 50,8 pada bulan lalu dari sebelumnya 51,8 pada Maret.
Departemen Perdagangan AS sebelumnya melaporkan terjadi kenaikan pada belanja konstruksi pada Maret.
Data Thomson Reuters mencatat sekitar 7,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS selama perdagangan 20 hari terakhir.
Keuntungan yang meningkat pada saham-saham konsumsi turut mendongkrak kinerja bursa saham, setelah pada Jumat lalu mengalami penurunan mingguan terparah dalam lebih dari dua bulan. Saham Amazon (AMZN.O) melonjak 3,7 persen menjadi US$$683,85, membuat indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami lonjakan terbesarnya. Sayangnya saham Apple kembali jatuh untuk sesi kedelapan, yang merupakan kerugian terpanjang sejak pertengahan 1998.
Sementara itu di pasar valas, indeks dolar turun 0,5 persen atau secara kumulatif telah turun 6,1 persen sepanjang tahun ini. Tren depresiasi dolar ini menjadi pertanda baik bagi perusahaan-perusahaan AS yang banyak melakukan ekspor.
"Sepertinya pelemahan dolar menggantikan segalanya pada hari ini, dan kami punya investor yang mau membeli saham," kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB & T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Menurutnya, "dolar yang melemah membantu perusahaan yang melakukan bisnis di luar negeri."
(ags)