Bursa AS Menguat Didorong Saham Sektor Keuangan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 08:08 WIB
Saham sektor keuangan, yang berkinerja terburuk tahun ini, menjadi sektor dengan kinerja terbaik pada perdagangan Rabu, dengan naik 2,2 persen.
Bursa Wall Street di AS menguat dalam hari kedua berturut-turut pada perdagangan Rabu (14/4), dipimpin oleh penguatan di saham sektor keuangan.(REUTERS/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Wall Street di AS menguat dalam hari kedua berturut-turut pada perdagangan Rabu (14/4), dipimpin oleh penguatan di saham sektor keuangan setelah hasil laporan keuangan kuartal I JPMorgan melampaui perkiraan.

Seperti dikutip dari Reuters, indeks utama masing-masing menguat setidaknya 1 persen. Indeks S&P 500 ditutup pada tingkat tertinggi dalam lebih dari empat bulan, sedangkan indeks Nasdaq mencatatkan penutupan tertinggi tahun ini dan indeks Dow menyentuh level tertinggi dalam lebih dari lima bulan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 187,03 poin atau 1,06 persen ke level 17.908,28, indeks S&P 500 naik 20,7 poin atau 1 persen ke angka 2.082,42 dan indeks Nasdaq Composite menguat 75,33 poin atau 1,55 persen ke angka 4.947,42.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JPMorgan, bank AS dengan aset terbesar, melaporkan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi pasar yang rendah. Sahamnya melonjak 4,2 persen dan memberikan dorongan terbesar untuk indeks S&P 500.

Saham sektor keuangan, yang berkinerja terburuk tahun ini, menjadi sektor dengan kinerja terbaik pada perdagangan Rabu, dengan naik 2,2 persen. Sementara laporan keuangan bank besar lainnya akan keluar minggu ini, termasuk laporan dari Bank of America  dan Wells Fargo pada hari Kamis.

"Ada dua sektor yang benar-benar lemah untuk pasar ini: energi dan keuangan. Namun sektor energi memiliki reli penguatan kemarin, dan sektor keuangan mengalami reli hari ini, itu benar-benar memberikan sedikit dukungan bagi market," kata Rick Meckler, presiden LibertyView Capital Management di Jersey City, New Jersey

Sebelumnya, investor telah mempersiapkan diri untuk keseluruhan kinerja kuartal pertama yang lemah, dengan potensi untuk kejutan positif yang lebih besar.

Menurut data Thomson Reuters, laba dalam indeks S&P 500 diperkirakan menurun 7,8 persen pada kuartal pertama.

"Anda telah menurunkan perkiraan laba dan harga saham yang tinggi. Ini bukan kombinasi yang bagus," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

Jalan terjal Wall Street yang terjadi pada tahun 2016 di tengah kekhawatiran atas perekonomian global, telah diikuti dengan rebound tajam pada pertengahan Februari. Pergerakan saham mulai stabil pada bulan April dan indeks S&P 500 saat ini berada di jalur positif untuk 2016. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER