Harga Lemah, Lelang Blok Migas Nihil Pemenang

CNN Indonesia
Rabu, 04 Mei 2016 04:31 WIB
Dengan kondisi harga minyak yang rendah, syarat dan ketentuan yang ditawarkan pemerintah belum memenuhi keekonomian calon peserta lelang.
Dengan kondisi harga minyak yang rendah, syarat dan ketentuan yang ditawarkan pemerintah belum memenuhi keekonomian calon peserta lelang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan tidak terdapat pemenang lelang untuk delapan blok minyak dan gas bumi yang ditawarkan pada 10 September 2015.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan tidak adanya pemenang lelang tersebut disebabkan oleh kondisi harga minyak yang rendah.

"Dengan kondisi harga minyak yang rendah, syarat dan ketentuan yang ditawarkan pemerintah belum memenuhi keekonomian calon peserta lelang," katanya, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, pada lelang tersebut ditawarkan dua blok migas melalui skema penawaran langsung yakni West Berau di lepas pantai Papua Barat dan Southwest Bengara di daratan Kalimantan Timur. Sujatmiko menyatakan wilayah kerja tersebut merupakan hasil studi bersama.

Selain itu, lanjutnya, ditawarkan enam blok baru melalui mekanisme reguler yaitu Rupat Labuhan di lepas pantai Riau dan Sumatera Utara, Nibung di daratan Riau dan Jambi, West Asri di lepas pantai Lampung, Oti di lepas pantai Kalimantan Timur, North Adang di lepas pantai Kalimantan Timur, dan Kasuri II di daratan Papua.

Menurut Sujatmiko, untuk blok penawaran langsung, sampai batas akhir pemasukan pada 26 Oktober 2015, tidak ada peserta lelang. Hal itu terjadi meskipun terdapat peminat yang mengakses data dan "bid document".

Sementara untuk lelang regular, sampai batas pemasukan 14 Januari 2016, hanya terdapat dua perusahaan yang memasukkan dokumen partisipasi, yaitu Azipac Limited untuk Blok Oti dan PT Agra Energi Indonesia untuk Blok Kasuri II.

Blok Southwest Bengara ditetapkan bagi hasil (split) 70:30 untuk minyak dan 65:35 gas serta bonus tanda tangan minimal US$1 juta. Sementara itu, West Berau yang berisiko tinggi diberikan bagi hasil 65:35 untuk minyak dan 60:40 untuk gas, serta bonus US$1 juta.

"Terhadap kedua blok yang ditawarkan secara langsung ini, secara teknikal daerah tersebut masih menarik, namun dengan kondisi pasar saat ini dan salah satunya yaitu faktor terms and conditions yang diberikan, maka proyek ini menjadi sub-economic sehingga belum menarik minat mereka," ujar Sujatmiko.

Ia melanjutkan, untuk lelang reguler, Blok Oti ditetapkan bagi hasil 65:35 minyak dan 60:40 gas, serta bonus tanda tangan US$1 juta. Adapun untuk Kasuri II diberikan bagi hasil 65:35 minyak dan 60:40 gas, serta bonus US$5 juta.

"Untuk Oti dan Kasuri II, peserta lelang menyampaikan penawaran di bawah minimum yang dipersyaratkan sehingga untuk kedua blok ini tidak ada pemenang," ujarnya.

Sujatmiko menambahkan, sesuai Peraturan Menteri ESDM No 35/2008 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi, maka seluruh blok tersebut berstatus terbuka.

"Setelah dievaluasi kembali terhadap terms and conditions dan minat pasar, pemerintah menawarkan lagi melalui lelang reguler pada 2016 dengan model open bid split yaitu investor dapat menawar split sesuai keekonomiannya," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER