Jakarta, CNN Indonesia -- PT Medco Energi Internasional Tbk mengakuisisi 16,6667 persen hak partisipasi (
participating interest/PI) Japan Petroleum Exploration Co Ltd (Japex) pada Blok A di Aceh. Akuisisi yang dilakukan melalui anak usaha perseroan, PT Medco E&P Malaka tersebut menjadikan Medco menguasai PI mayoritas Blok A sebesar 58,3334 persen.
“Pembelian PI Japex masih menunggu persetujuan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Aceh,” kata Chief Executive Officer (CEO) Medco Roberto Lorato tanpa menyebut nilai transaksi dari akuisisi tersebut, Senin (2/5).
Lorato menyatakan akuisisi tersebut sekaligus membuktikan komitmen perusahaan besutan keluarga Panigoro untuk mengembangkan dan melakukan monetisasi sumber migas di Blok A. Aksi tersebut dinilai dapat mendukung rencana Pemerintah membangun infrastruktur di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur Japex Osamu Watanabe menyatakan kesepakatan jual beli PI oleh kedua perusahaan dicapai pada 28 April 2016. Watanabe menyatakan keputusan perusahaannya melepas PI Blok A sejalan dengan upaya Japex mengembangkan portofolio migas lain yang dimiliki perusahaan.
“Japex memutuskan untuk melakukan divestasi blok tersebut, namun kami tetap berkomitmen mengembangkan proyek lainnya di Indonesia yaitu blok Kangean,” ujar Watanabe di laman perusahaan.
Ia memastikan, transaksi tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan Japex selama periode April 2015 sampai Maret 2016 ini.
“Kami memperkirakan dampaknya akan terlihat pada kinerja keuangan April 2016 sampai Maret 2017 mendatang setelah selesainya pembayaran dari transaksi tersebut,” jelasnya.
Jika proses akuisisi berjalan lancar, maka Blok A akan menjadi milik Medco sebesar 58,3334 persen dan sisanya dipegang KrisEnergy 41,6666 persen.
Medco baru saja menandatangani kontrak
Engineering Procurement and Construction (EPC) senilai US$240 juta dengan konsorsium JEC yang terdiri dari PT JGC Indonesia dan PT Encona Inti Industri untuk mengembangkan proyek gas Blok A di Aceh tahun ini.
Medco menggarap blok tersebut melalui anak usaha PT Medco E&P Malaka yang menargetkan produksi gas bisa dimulai pada 2018 mendatang jika proses konstruksi berjalan lancar. Sesuai Perjanjian Jual Beli Gas yang ditandatangani pada Januari 2015 dengan Pertamina, Medco akan mengirimkan sebanyak 58 Billion British Thermal Units (BTU) per hari, 198 Trillion BTU selama 13 tahun.