Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas dengan dukungan saham sektor komoditas karena melonjaknya haga minyak kendati bursa global tercatat melemah cukup dalam.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan perkembangan pasar saham global tadi malam kembali dilanda koreksi setelah sehari sebelumnya naik tajam. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 1,2 persen dan 1 persen tutup di 17.711,12 dan 2.064,46.
“Koreksi ini seiring jatuhnya harga saham emiten sektor ritel karena kinerja yang memburuk, seperti terjadi pada Walt Disney Co. dan Macy’s Inc. Penjualan dari dua emiten ritel tersebut merosot meningkatkan kekhawatiran tingkat konsumsi masyarakat Amerika Serikat yang melemah,” jelasnya dalam riset, Kamis (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, lanjutnya, harga minyak mentah tadi malam naik hampir 3 persen di US$45,99 per barel setelah data cadangan minyak mentah Amerika pekan lalu anjlok 3,41 juta barel dibandingkan perkiraan naik 750 ribu barel. Kenaikan harga minyak mentah ini membuat dolar kembali tertekan.
“Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang terbatas. IHSG berpeluang menguat terbatas dengan dukungan saham sektor berbasiskan komoditas dan bergerak dengan
support di 4.770 hingga resisten di 4.835,” jelas David.
Dalam perdagangan sebelumnya, David menilai rendahnya resiko pasar global dan kawasan menyusul
rebound harga komoditas berhasil mengangkat kembali IHSG. Indeks kemarin mencoba menguji resisten di 4.810 namun akhirnya tutup di 4.799,964 atau menguat 36,849 poin (0,77 persen).
“Penguatan IHSG kemarin diikuti penguatan rupiah atas dolar Amerika 0,5 persen di Rp13.271 dan rendahnya tekanan jual pemodal asing,” katanya.
Setelah sembilan sesi perdagangan mencatatkan penjualan bersih, lanjut David, kemarin pemodal asing terlihat mulai kembali masuk ke pasar tercermin dari pembelian bersih asing mencapai Rp102,89 miliar.
“Aksi beli terutama melanda saham tambang batubara, perkebunan dan properti. Penguatan IHSG kemarin lebih bersifat teknis setelah beberapa saham unggulan harganya sudah relatif murah sehingga terjadi
technical rebound,” jelas David.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan IHSG bergerak melanjutkan penguatan. Ia menilai
support 4.733 telah teruji, dan selama tidak ditembus, maka potensi kenaikan melampaui resisten 4.854 terbuka cukup lebar.
“Rilis data perekonomian memberikan sentimen positif ditambah terlihat kembalinya capital inflow ke dalam IHSG. Tekanan terlihat sudah mulai terbatas, hari ini IHSG berpotensi menguat,” jelasnya.
(gen)