Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir mengatakan perseroan membutuh sekitar 4.000-5.000 karyawan baru setiap tahunnya untuk mendukung program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW).
"Proyek 35 ribu MW proyek besar, kami tambah 4.000-5.000 karyawan tetap untuk tunjang program 35 ribu MW," kata Sofyan di Kantor Staf Kepresidenan, Kamis (12/5).
Sofyan mengatakan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW merupakan program prioritas pemerintah untuk menunjang ketahanan energi dan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Karenanya, proyek pengadaan listrik ini harus menjadi motor penggerak ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih baik listrik di depan untuk mendukung perkembangan ekonomi, bukan mengekor," katanya.
Mantan Dirut BRI ini meyakini mega proyek tersebut tuntas sesuai dengan rencana, yakni pada 2019. Dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan rasio kketersambungan listrik menjadi 98,4 persen dari saat ini 88,3 persen.
Persyaratan ModalUntuk memastikan kelancaran proyek, Sofyan mengatakan PLN telah melakukan seleksi ketat terhadap kontraktor, dengan memperhatikan kekuatan modal yang cukup untuk mendanai proyek pembangkit tersebut.
"Jangan sampai ada bengkel mobil ikut tender proyek 35 ribu MW, semua kontraktor yang ikut tender harus punya kelas," katanya.
Sofyan menetapkan pengembang listrik swasta (IPP) dan kontraktor EPC proyek 35 ribu MW harus memiliki kecukupan modal minimal 10 persen.
"Jadi kalau ada tender senilai Rp 40 triliun, kontraktor harus taruh uang Rp 4 triliun. Kalau tidak punya, ya enggak bisa ikut tender," paparnya.
Dia juga menegaskan PLN telah menunjuk kontraktor EPC berkelas asal Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) untuk menggarap proyek pembangkit yang jadi jatah perseroan.
"Kalau ada yang dibangun China, itu yang bangun BUMN China. Kami belajar dari pengalaman yang lama, semoga kami tidak tercebur dua kali," katanya.
Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan proyek 35 ribu MW ini merupakan kebutuhan agar Indonesia menjadi tujuan investasi. KArenanya, kendati kondisi ekonomi dunia sedang lesu, pemerintah tidak akan mengubah target proyek 35 ribu MW.
"Saat ekonomi lesu kita berbenah infrastruktur, pas bagus tinggal jalan," kata Teten.
(ags)