Kadin Dorong Negara Islam Gunakan L/C dalam Perdagangan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2016 17:42 WIB
Pemahaman yang sama diyakini akan mengatasi ketidaksinkronan sistem pembayaran dan meningkatkan perdagangan antarnegara.
Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tipe A Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (18/2). (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap ada kesepahaman antara Indonesia dengan negara-negara Islam mitra dagang mengenai konsep ekonomi syariah. Pemahaman yang sama diyakini akan mengatasi ketidaksinkronan sistem pembayaran dan meningkatkan perdagangan antarnegara.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan, Benny Soetrisno mengatakan kebanyakan mitra dagang negara Islam masih menerapkan sistem konvensional dengan membayar secara kontan sesuai dengan standar syariah. Padahal, kebanyakan transaksi perdagangan dari Indonesia dilakukan melalui sistem perbankan dengan skema pembayaran yang berbeda.

"Seperti contohnya kan ada sistem Letter of Credit (L/C), sedangkan mereka masih menerapkan sistem konvensional. Masalah pembayaran ini yang kadang menyulitkan perdagangan dari Indonesia ke negara-negara Islam, dan itu pasti ada kaitannya dengan sistem syariah. Sehingga memang harus ada kesepahaman bersama mengenai hal ini," jelas Benny ditemui di Jakarta, Senin (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti halnya Iran, kata Bennyi, seharusnya sudah bisa bertransaksi menggunakan sistem L/C. Sayangnya, bank-bank yang beroperasi di Indonesia menutup akses L/C dari Iran karena mengikuti kebijakan embargo Amerika Serikat.

"Mungkin kebijakan yang diperlukan dari Pemerintah adalah kesepakatan antar banking kedua mitra, posisinya bagaimana. Sekarang memang saatnya Indonesia memanfaatkan hubungan dengan negara-negara Islam karena potensinya masih bisa ditingkatkan," jelasnya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, saat ini Arab Saudi merupakan negara Islam tujuan ekspor non migas terbesar Indonesia dengan nilai US$2,06 miliar. Kemudian disusul oleh Uni Emirat Arab dengan ekspor senilai US$ 1,89 miliar. Pertumbuhan ekspor ke masing-masing negara itu sebesar 9 persen dan 6 persen sepanjang 2011 hingga 2015.

Pertumbuhan itu terbilang lebih besar dibandingkan dengan mitra ekspor utama Indonesia, yaitu China dan Jepang, dengan penurunan pertumbuhan ekspor masing-masing sebesar 11 persen dan 8 persen di periode yang sama.

Melengkapi ucapan Benny, General Manager Trade Cooperation dan Promotion Program (TCPP) ITFC, Syed Habib Ahmed mengatakan setiap mitra dagang perlu saling terbuka soal mekanisme perdagangan di masing-masing negara. Pasalnya, banyak eksportir yang belum mendapatkan edukasi soal regulasi perdagangan di negara tujuannya karena minimnya informasi, termasuk sistem pembayarannya.

"Karena invisible barrier yang menghambat perdagangan Indonesia dan negara-negara Islam ini kebanyakan berupa non-tarriff barrier yang tak terlihat seperti tidak transparannya soal regulasi antara kedua mitra dagang," jelasnya di lokasi yang sama. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER