Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk akan menerbitkan surat utang senilai Rp5 triliun pada September 2016. Penerbitan surat berharga tersebut merupakan bagian dari rencana perseroan menarik pembiayaan dari pasar obligasi senilai total Rp14 triliun hingga 2018.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan untuk mendukung rencana penerbitan obligasi tersebut dibutuhkan audit yang mendalam terhadap laporan keuangan kurtal I 2016. Karenanya membutuhkan waktu lebih untuk itu sehingga penyampaian laporan keuangan kuartal I berbekatan dengan tenggat waktu pelaporan.
"Laporan keuangan Mandiri triwulan I memang mepet dengan triwulan II karena diperlukan audit mendalam untuk keperluan penerbitan obligasi di September, sehingga paparan publikasinya pas di batas akhir," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam paparan publik di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang, Direktur Treasury dan Market Bank Mandiri Pahala Mansury mengatakan Bank Mandiri mempunyai rencana menerbitkan obligasi dengan total nilai mencapai Rp14 triliun. Namun penerbitan tersebut akan dibagi dalam beberapa tahap dengan skema Penerbitan Umum Berkelanjutan (PUB) hingga 2018.
Untuk itu, kata Pahala, perseroan telah menunjuk beberapa perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi, yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa.
"Tapi yang kita
fix itu Rp5 triliun tahun ini, untuk tahun kedua dan ketiga masih melihat kebutuhan dana secara internal sesuai perkembangan makronya seperti ap, yang pasti ini semua bagian dari upaya kita untuk memperbaiki struktur pendanaan kita," ujar Pahala.
Pahala mengatakan penerbitan obligasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki struktur pendanaan perseroan yang berpotensi terseret turun akibat pemangkasan bunga deposito.
Kendati demikian ia mengklaim secara keseluruhan kondisi likuiditas bank pelat merah tersebut masih cukup baik. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan secara tahunan total dana kuartal I lalu yang mencapai 4,2 persen.
Strategi pembiayaan ini, kata Pahala, untuk menyikapi risiko menurunnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya di deposito dan tabungan, di masa depan. Hal tersebut juga menjadi kesempatan Bank Mandiri untuk menurunkan biaya dana (
cost of fund).
"Kita perlu mengembangkan
funding kita, kita lihat ada beberapa hal, satu himbauan tingkat bunga di nasional akan turun, sehingga ini memang timingnya cukup baik untuk menerbitkan obligasi," katanya.