Delta Djakarta Berencana Naikkan Harga Produk 10 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 17 Mei 2016 19:10 WIB
Selain untuk mempertahankan kinerja keuangan, penyesuaian harga produk juga dilakukan akibat naiknya harga bahan baku malt dan kemasan yang masih diimpor.
Selain untuk mempertahankan kinerja keuangan, penyesuaian harga produk juga dilakukan manajemen Delta Djakarta akibat naiknya harga bahan baku malt dan kemasan yang masih diimpor. (Dok. Wikimedia/Lofor).
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen minuman beralkohol dan soda, PT Delta Djakarta Tbk berencana mengerek harga jual produknya tahun ini. Langkah tersebut diambil untuk mencapai pertumbuhan laba bersih hingga 10 persen menjadi Rp209,5 miliar dari realisasi Rp190,47 miliar di 2015.

Direktur Keuangan Delta Djakarta Alan D.V. Fernandez mengatakan kinerja kuartal I tahun ini sudah sesuai ekspektasi manajemen. Produsen bir Anker, San Miguel, dan Carlsberg mampu meraup laba bersih Rp57 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, naik 108,11 persen dari Rp27 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Lonjakan laba disebabkan naiknya penjualan bersih perseroan sebesar 30,78 persen menjadi Rp430,7 miliar pada kuartal I 2016, dari Rp329,32 miliar sepanjang kuartal I 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami ingin kinerja baik tersebut berlanjut sampai akhir tahun dengan beberapa rencana perusahaan, diantaranya dengan menaikkan harga jual produk dan asumsi peningkatan volume penjualan,” kata Fernandez usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Selasa (17/5).

Selain untuk mempertahankan kinerja, Fernandez menjelaskan penyesuaian harga juga dilakukan akibat naiknya harga bahan baku malt dan kemasan yang masih diimpor.

“Karena ada penaikan bahan baku yang diimpor, dan harga karton pengemasan, maka harga produk akan naik. Penaikan harga efektif mulai Juni tahun ini, minimal 10 persen,” ungkapnya.

Capex Rp60 Miliar

Untuk mencapai target pertumbuhan laba bersih dua digit, Delta Djakarta menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp50 miliar-Rp60 miliar tahun ini yang mayoritas digunakan untuk operasional perusahaan.

“Yang terserap sampai kuartal I 2016 sekitar Rp3 miliar-Rp4 miliar, untuk kegiatan operasional. Belum ada kegiatan yang signifikan,” imbuh Direktur Delta Djakarta Ronny Titiheruw.

Sementara itu, dalam RUPS tersebut diputuskan adanya pembagian dividen tahun buku 2015 sebesar Rp97 miliar atau Rp120 per saham. Jumlah tersebut sekitar separuh dari laba bersih Delta Djakarta pada 2015 sebesar Rp190,47 miliar yang turun dari capaian di 2014 sebesar Rp282,58 miliar.

Fernandez mengatakan, pelemahan tahun lalu terjadi karena di tengah kelesuan ekonomi, Pemerintah Indonesia justru melarang penjualan dan distribusi bir di toko pengecer lainnya (seperti toko kelontong) dan minimarket sejak April 2015.

Seperti yang sudah diperkirakan, lanjutnya, peraturan ini mengakibatkan kontraksi besar bagi industri bir, yang sebenarnya masih belum pulih dari kenaikan cukai sebesar 18,2 persen pada Januari 2014. Selain itu, terdapat dampak lain dari penerbitan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 20 tahun 2014 yang mewajibkan para penjual untuk memiliki beberapa lisensi dan izin khusus untuk menjual bir.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER