Panasonic Habiskan US$29,69 Juta untuk Bisnis Alat Kesehatan

CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2016 19:50 WIB
Melalui investasi tersebut, Panasonic bertekad mencuri pangsa pasar alat-alat kesehatan di Indonesia yang selama ini didominasi produk impor.
Melalui investasi tersebut, Panasonic bertekad mencuri pangsa pasar alat-alat kesehatan di Indonesia yang selama ini didominasi produk impor. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI) mengaku telah menghabiskan investasi US$29,69 juta, setara Rp404,49 miliar untuk mengembangkan lini bisnis alat kesehatan tahun ini. Melalui investasi tersebut, Panasonic bertekad mencuri pangsa pasar alat-alat kesehatan di Indonesia yang selama ini didominasi produk impor.

Rachmat Gobel, Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel menuturkan dengan investasi sebesar itu perusahaannya mendapat target untuk menghasilkan penjualan sebesar US$88,18 juta pada 2020 mendatang. Di mana produk alat kesehatan yang dihasilkan diperuntukkan bagi pasar ekspor sampai 91,8 persen dan sisanya untuk pasar domestik.

“Tahun lalu penjualan alat kesehatan kami mencapai US$51,77 juta dengan 88,4 persen produk diekspor dan 11,6 persen untuk pasar domestik,” kata Rachmat, usai bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantornya, Kamis (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Menteri Perdagangan itu menjelaskan, beberapa alat kesehatan yang telah diproduksi perusahaannya antara lain blood glucose monitor, medical imaging monitor, dental intraoral camera, heated incubator, ultra low temperature freezers dan berbagai peralatan serta suku cadang elektonik lainnya.

Akuisisi Bayer

Rachmat menambahkan, Panasonic Healthcare Holdings Co Ltd, pada Januari 2016 yang lalu juga telah mengakusisi Bayer Diabetes Care, salah satu anak usaha Bayer yang mengembangkan dan memproduksi blood glucose monitoring system.

“Melalui akuisisi ini, Panasonic Healthcare memiliki potensi besar untuk meningkatkan kekuatan ekspor dari produk industri alat-alat kesehatannya di Indonesia,” ujar Rachmat.

Sedangkan Associate Director Quality Assurance Group PT PHCI Chasri Idham mengatakan, produksi glucose meter semuanya adalah produksi dalam negeri dan 100 persen diperuntukan bagi pasar ekspor. Untuk bahan bakunya 53 persen diambil dari dalam negeri.

“Pabriknya sudah ada sejak 25 tahun lalu saat itu masih produksi video kaset recorder, DVD, handycam, mulai 2011 tren produk audio video turun dan saat itu berubah menjadi alat kesehatan,” pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER