Spekulasi Fed Rate Naik, IHSG Diprediksi Melemah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2016 08:10 WIB
Analis mengingatkan untuk menghindari saham-saham yang sensitif dengan nilai tukar.
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Antara Foto/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan pada akhir pekan karena tekanan pada nilai tukar rupiah akibat spekulasi penaikan suku bunga AS (Fed Rate).

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan Wall Street dan bursa saham Eropa seirama bergerak dengan bursa saham kawasan dunia lainnya turut tertekan akibat spekulasi kenaikan bunga di AS Juni mendatang.

Indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing terkoreksi 0,5 persen dan 0,4 persen ditutup di level 17.435,40 dan 2.040,04. Sementara indeks saham di Eropa seperti indeks Eurostoxx terkoreksi 1,3 persen di level 2.919,22.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Spekulasi kenaikan tingkat bunga juga menekan harga sejumlah komoditas akibat penguatan dolar AS,” jelasnya dalam riset, Jumat (20/5).

Sementara, lanjut David, Bank Indonesia kembali memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 6,75 persen. Keputusan tersebut merupakan langkah aman untuk menjaga pelemahan rupiah dan antisipasi dari kenaikan Fed Rate.

“Namun keputusan tersebut juga diikuti dengan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi ke level 5-5,4 persen. BI melihat bahwa pertumbuhan konsumsi dan investasi belum cukup kuat meski telah diberikan stimulus moneter dan fiskal,” katanya.

Menurut David, IHSG pada hari ini akan tertekan karena penutupan kemarin menembus support di level 4.720. Pelemahan rupiah yang telah menembus level psikologis 13.500 masih akan menjadi perhatian pasar.

“Hindari saham-saham yang sensitif dengan nilai tukar. Dengan posisi MACD downtrend dan RSI yang menuju area oversold [jenuh jual], IHSG akan menguji support di level 4.650 dan resisten di 4.735,” jelas David.

Adapun, dalam perdagangan sebelumnya IHSG mengalami tekanan hingga terkoreksi 30 poin ke posisi 4.704.22. Sebanyak 8 sektor melemah dengan sektor infrastruktur yang menjadi pemimpinnya diikuti dengan sektor pertambangan dan barang konsumsi. Dua sektor yang menghijau adalah sektor keuangan dan perdagangan.

“Melemahnya rupiah ke level 13.565 membuat pelaku pasar melakukan aksi jual. Selain itu risalah rapat The Fed [bank sentral AS] yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan Fed Rate membuat sentimen yang direspon negatif oleh pasar,” katanya.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa saham di Asia mayoritas ditutup pada zona negatif. Sementara harga komoditas dan obligasi tergelincir karena pasar di seluruh dunia bersikap hati-hati atas kemungkinan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga.

“Nilai tukar dolar AS menguat hingga ke level tertinggi sejak enam bulan terakhir. Emiten produksen minyak dan gas di Asia mengalami kejatuhan terbesar sejak bulan Februari,” jelasnya.

Secara teknikal, kata Lanjar, IHSG break out support lower bands dengan signal bearish dan kembali menguji target pola negatif serta trend bearish jangka pendek hingga level 4.650. Indikator Stochastic terkonsolidasi pada area oversold, namun momentum dari indikator RSI masih negatif dengan tren yang cenderung bearish (melemah).

“Sehingga diperkirakan IHSG bergerak cenderung tertekan dengan kisaran pergerakan di antara 4.650-4.728,” kata Lanjar. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER