Bukit Asam Janjikan Pasokan Listrik 5000 MW

CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 07:16 WIB
PT Bukit Asam Tbk melalui anak usaha, PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), akan membangun PLTU Sumsel 8 dengan kapasitas 2x620 MW di atas lahan seluas 103 hektar
Tambang, fasilitas produksi, dan pembangkit listrik mulut tambang milik PT Bukit Asam Tbk. (Dok. PT Bukit Asam Tbk)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam Tbk optimistis mampu menyediakan listrik hingga 5.000 megawatt (MW) seiring dengan transformasi bisnis perseroan dari perusahaan tambang batubara menjadi perusahaan pembangkit listrik.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin menjelaskan alasan pergeseran bisnis inti Bukit Asam karena batubara merupakan energi tak terbarukan yang lama-kelamaan akan habis sehingga membuat kelangsungan aktifitas bisnis ke depan kurang menarik. Kondisi itu mendorong perseroan melakukan transformasi bisnis dengan membangun sejumlah pembangkit listrik di mulut tambang batubara.

Dia mengemukakan bahwa perseroan memiliki kemampuan untuk menyediakan energi listrik hingga 5.000 MW, atau sekitar 15 persen dari program listrik pemerintah yang sebesar 35.000 MW.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cadangan batu bara perseroan, serta pembebasan lahan untuk membangun pembangkit listrik cukup memungkinkan menyediakan listrik 5.000 MW," katanya di Jakarta, Selasa (24/5).

Saat ini, lanjut dia, perseroan memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Banjarsari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan kapasitas 2x100 MW yang dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Selanjutnya, Arviyan Arifin mengatakan bahwa Bukit Asam akan membangun PLTU Sumsel 8 dengan kapasitas 2x620 MW. Kebutuhan lahan untuk PLTU seluas 103 hektar sudah dilakukan 100 persen melalui anak usaha perseroan, PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP).

"PLTU Sumsel 8 sudah groundbreaking, juga penunjukan kontraktor dan pendanaannya. Namun, kita belum bisa memulai karena rencana itu sangat tergantung kepada komitmen PLN untuk membangun transmisi HVDC (high voltage direct current)," katanya.

Namun, lanjut dia, kabar yang beredar PLN menunda pembangunan empat proyek infrastruktur mengenai PLTU Sumsel 8, 9, 10, dan HVDC. Diharapkan, proyek PLTU tetap berjalan sehingga turut mendukung percepatan infrastruktur prioritas.

"Sayang sekali kalau ditunda, PTBA punya potensi cadangan batu bara hingga delapan miliar ton yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangkit listrik. Pembangunan PLTU Sumsel 8 yang dibangun di mulut tambang juga memiliki beban biaya lebih murah dibandingkan membangun PLTU di luar mulut tambang karena bisa terkendala dengan transportasi," katanya.

Menurut Arviyan Arifin, jika pembangkit listrik dibangun diluar mulut tambang dapat mempengaruhi kualitas batubara dan memakan waktu serta biaya yang lebih tinggi. Namun, kalau diprosesnya di mulut tambang, dan energinya langsung dialirkan ke transmisi listriknya maka tidak mengurangi kualitas batubara.

"Dengan membangun transmisi di mulut tambang, saya yakinan itu lebih efisien," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER