Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan distributor bahan bangunan, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk menargetkan pembiayaan sebesar Rp492 miliar melalui skema
rights issue, dengan harga saham yang ditawarkan sebesar Rp425 per saham.
Dalam prospektus ringkasnya, Senin (30/5), perseroan berencana menggelar
rights issue atau penawaran saham terbatas modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) maksimal sebanyak 1,15 miliar saham atau sekitar 40 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Manajemen Catur Sentosa memastikan para pemegang saham akan ditawarkan saham baru yang dikeluarkan dari saham simpanan (portepel) perseroan, dengan hak sama dan sederajat dalam segala hal. Setiap pemegang lima saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tertanggal 7 Juni 2016, maka pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhak atas dua HMETD,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dimana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp425 per saham, yang harus dibayar tunai pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) melalui pelaksanaan HMETD,” jelas manajemen.
Selain itu, dengan dilaksanakannya PMHMETD I ini, pemegang saham yang tidak menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu dalam Penawaran Umum Terbatas I dapat terdilusi sebesar paling banyak 40 persen.
Perseroan menjelaskan, dana yang diperoleh dari
right issue ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, sekitar 80 persen akan digunakan untuk membiayai belanja modal dan modal kerja dalam rencana perluasan usaha perseroan di segmen ritel modern Bahan Bangunan dan Home Improvement (Mitra10).
Perluasan usaha itu bakal dilakukan dengan cara meningkatkan penyertaan modal pada PT Catur Mitra Sejati Sentosa (CMSS) yang merupakan entitas anak perseroan dengan kepemilikan 99,65 persen. Belanja modal tersebut berupa penambahan jumlah toko Mitra10 di beberapa propinsi antara lain propinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Sekitar 20 persen akan digunakan untuk membiayai belanja modal perseroan berupa penambahan gudang di beberapa propinsi antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi, dan modal kerja perseroan yaitu pembelian persediaan barang,” imbuh manajemen.
Dari sisi kinerja, Catur Sentosa mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,98 persen menjadi Rp21,12 miliar pada kuartal I 2016 dari Rp19,56 miliar pada periode yang sama tahun 2015.
Pencapaian kinerja emiten berkode saham CSAP tersebut didukung oleh penjualan perseroan yang meningkat 12,21 persen dari Rp1,72 triliun pada kuartal I 2015 menjadi Rp1,93 triliun pada periode yang sama 2016.
(ags)