Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan dalam waktu dekat ada sembilan perusahaan yang akan melakukan penawaran saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue dengan target menyerap dana segar sebesar Rp29 triliun.
Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK mengatakan, sembilan perusahaan tersebut telah menyampaikan rencana
rights isssue mereka. Beberapa di antaranya menggunakan tahun buku 2015 dan kuartal I 2016.
“Sampai hari ini yang masuk ke
pipeline kami ada sembilan emiten (perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Totalnya mencapai Rp29 triliun,” ujarnya, Selasa (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang diperoleh CNNIndonesia.com, dari sembilan perusahaan yang akan menggelar rights issue, PT Bentoel Internasional Investama Tbk diperkirakan akan menyerap dana paling gemuk, yakni Rp13,99 triliun. Diikuti oleh PT Rimo International Lestari Tbk sebesar Rp7,8 triliun.
Sementara, PT Astra Agro Lestari Tbk diprediksi akan menyerap dana sebesar Rp3,99 triliun, PT MNC Investama Tbk senilai Rp1,58 triliun, PT Bank Windu Kentjana International Tbk Rp1,12 triliun, PT Alam Karya Unggul Tbk Rp628 miliar, PT Bank Ina Perdana Tbk Rp150 miliar, PT Acset Indonesia Tbk senilai Rp30 miliar dan PT Graha Layar Prima Tbk senilai Rp11 miliar.
Sebagai informasi, Bentoel telah memiliki pembeli siaga, yaitu British American Tobacco (BAT). Bentoel berencana menawarkan 29,16 miliar saham senilai maksimal Rp480 per saham yang memiliki HMETD bagi pemegang saham sebelumnya.
Setiap pemegang 36 saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 16.00 WIB berhak atas 145 HMETD.
Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil
rights issue ini, setelah dikurangi dengan seluruh biaya akan digunakan untuk mengurangi utang Bentoel kepada Rothmans Far East B.V. sebesar Rp12 triliun dan keperluan usaha lainnya yang akan ditentukan lebih lanjut pada saat pelaksanaan.
Noor Rachman menilai, semaraknya aksi penerbitan saham baru ini merupakan cerminan membaiknya sentimen di pasar modal dalam negeri. Ia berharap, tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun nanti.
“Tren meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Mudah-mudahan memang karena pasar melihat situasi membaik, jadi permintaan meningkat. Mudah-mudahan juga berlanjut pada semester II,” pungkasnya.
(bir/gen)