Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra Agro Lestari Tbk mematok harga penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue di Rp11.425 per lembar. Perusahaan perkebunan milik Grup Astra tersebut berpotensi meraup dana maksimal Rp3,99 triliun.
Berdasarkan prospektus ringkas Astra Agro pada Rabu (1/6), produsen minyak sawit mentah tersebut menawarkan 349,94 juta saham baru dengan nilai nominal Rp500 per saham dalam aksi Penawaran Umum Terbatas (PUT) I ini.
Nantinya, setiap pemegang sembilan saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal terakhir pencatatan berhak atas dua HMETD. Adapun, setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru senilai Rp11.425.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD akan terkena efek dilusi maksimal 18,18 persen. Dalam aksi korporasi ini, pemegang saham utama perseroan, yaitu PT Astra International Tbk, akan bertindak sebagai pembeli siaga.
Aksi ini sudah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 11 April 2016. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan juga telah memberikan pernyataan efektif pada 30 Mei 2016.
Perseroan menjelaskan, dana hasil
rights issue bakal digunakan untuk membayar utang dari fasilitas
revolving loan yang masih berjalan hingga 7 April 2016. Dalam penutupan perdagangan kemarin, harga saham dengan kode AALI ini turun 5,19 persen menjadi Rp14.150 dari hari sebelumnya.
OJK mengungkapkan dalam waktu dekat ada sembilan perusahaan yang akan menggelar
rights issue dengan target menyerap dana segar sebesar Rp29 triliun.
Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK mengatakan, sembilan perusahaan tersebut telah menyampaikan rencana
rights isssue mereka. Beberapa di antaranya menggunakan tahun buku 2015 dan kuartal I 2016.
Berdasarkan data yang diperoleh
CNNIndonesia.com, dari sembilan perusahaan yang akan menggelar
rights issue, PT Bentoel Internasional Investama Tbk diperkirakan menyerap dana paling gemuk, yakni Rp13,99 triliun. Diikuti oleh PT Rimo International Lestari Tbk sebesar Rp7,8 triliun.
Sementara, PT Astra Agro Lestari Tbk diprediksi menyerap dana sebesar Rp3,99 triliun, PT MNC Investama Tbk senilai Rp1,58 triliun, PT Bank Windu Kentjana International Tbk Rp1,12 triliun, PT Alam Karya Unggul Tbk Rp628 miliar, PT Bank Ina Perdana Tbk Rp150 miliar, PT Acset Indonesia Tbk senilai Rp30 miliar dan PT Graha Layar Prima Tbk senilai Rp11 miliar.
(gir)