BI Waspadai Deviasi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini ke 5%

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jun 2016 13:52 WIB
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada pada kisaran 5-5,4 persen, dengan potensi bias ke bawah (5-5,2 persen).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada pada kisaran 5-5,4 persen, dengan potensi bias ke bawah (5-5,2 persen). (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada pada kisaran 5-5,4 persen. Namun, jika melihat perkembangan perekonomian saat ini, bank sentral melihat ada potensi bias pertumbuhan ke rentang 5-5,2 persen.

“Saat sekarang ini, kami masih memperkirakan (pertumbuhan ekonomi) antara 5-5,4 persen. Ada di tengah kira-kira tetapi sebetulnya ada ke cendurangan tengah-tengah bawah. Jadi kalau tengah-tengahnya 5,2, artinya 5,2 sampai 5 persen,” tutur Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR, Kamis (2/6).

Perkiraan Agus itu lebih rendah dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi yang dibuat pemerintah, yakni sebesar 5,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Namun, Agus tidak melihat perbedaan itu sebagai masalah karena masih masuk dalam perkiraan BI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agus, risiko terbesar yang dihadapi oleh perekonomian nasional saat ini adalah perlambatan perekonomian global, yang akan memukul kinerja ekspor.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor nasional sepanjang kuartal I-2016 sebesar US$33,59 miliar, turun 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ekspor sektor non migas pada periode yang sama juga tercatat turun 9,64 persen (year on year) menjadi US$30,14 miliar. Penurunan juga terjadi di sektor migas dengan mencatatkan capaian sebesar US$3,45 miliar dari US$5,71 miliar pada kuartal I 2015.

“Harga komoditas lemah berakibat kepada ekspor kita, kinerja korporasi, pelemahan industri jasa dan konstruksi,” jelas Agus.

Karenanya, Mantan Menteri Keuangan itu berharap konsumsi pemerintah dan swasta mampu mengompensasi pelemahan ekspor sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi ke depan. "Sekarang demand-nya juga belum baik, kami harapkan akan membaik di Semester II,” tuturnya.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen bakal tercapai pada tahun ini, meskipun realisasinya pada kuartal I hanya mencapai 4,92 persen. Untuk itu, ia akan mendorong konsumsi pemerintah guna memberi efek berganda pada peningkatan konsumsi swasta.

“Saya yakin (konsumsi) masih bisa diperbaiki, kemudian investasi. Selain dengan belanja pemerintah yang makin besar,  juga investasi swasta,” kata Bambang

Bambang berharap paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah bisa memberikan kemudahan pada investasi di sektor swasta. Selain itu, kinerja ekspor ke depan diharapkan membaik.

“Ekspor mudah-mudahan berkurang pertumbuhan negatifnya, sehingga itu bisa berpotensi memperbaiki pertumbuhan di triwulan berikutnya,” ujarnya.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016, pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan ekspor dari 2,2 persen pada APBN 2016 menjadi 0,1 persen. Revisis turun juga terjadi pada perkiraan impor, yang diturunkan dari 2 persen menjadi 0,4 persen.

Sementara konsumsi pemerintah diupayakan tumbuh 6 persen pada tahun ini, naik dari target sebelumnya di APBN 2016 yang sebesar 5,7 persen.

Daya beli masyarakat diperkirakan pemerintah masih akan stagnan, tercermin dari proyeksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1 persen.

Investasi langsung diharapkan sedikit mengalami kenaikkan. Pemerintah menargetkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 6,3 persen pada tahun ini, naik dari proyeksi sebelumnya 6,2 persen.

Variabel baru yang juga diperhitungkan pemerintah adalah konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) yang diharapkan menjadi motor utama perekonomian tahun ini. LNPRT diharapkan tumbuh 6,2 persen, meningkat signifikan dari target sebelumnya 2 persen. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER