Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat terdapat minat investasi dari perusahaan Jepang untuk membangun tiga pusat perbelanjaan dalam dua tahun ke depan dengan nilai investasi mencapai Rp900 miliar.
Kepala BKPM Franky Sibarani Salah menyatakan, saat ini perusahaan sedang dalam tahap riset untuk lokasi proyek di wilayah Jabodetabek. Dari satu proyek pembangunan pusat perbelanjaan saja, lanjutnya, diperkirakan bisa mencapai Rp300 miliar.
”Jadi kami mengidentifikasi nilai investasi untuk tahap awal bisa mencapai Rp900 miliar. Cukup besar, dan investor mentargetkan proyek ini dapat selesai dalam dua tahun ke depan. Untuk itu kami bantu terus, agar nilai investasinya bisa segera masuk,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky menambahkan, perusahaan telah memilih mitra lokal untuk pembangunan proyek tersebut. Diperkirakannya, pembangunan sebuah pusat perbelanjaan dapat selesai dalam 1,5 tahun. Selain di Indonesia, lanjutnya, perusahaan saat ini sudah memiliki cabang usaha di Kamboja.
”Mereka sudah ada mitra lokal yang berpengalaman di bidangnya, tinggal tunggu lokasi yang tepat saja. Untuk rencana jangka panjang, jika ketiga pusat perbelanjaan di Jabodetabek ini sudah rampung, perusahaan berniat untuk mulai riset di Surabaya dan Makassar,” lanjutnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan mengatakan, siap memfasilitasi dan mengawal proyek-proyek prioritas pemerintah, sehingga investor Jepang dapat mengembangkan usahanya dengan cepat dan sesuai target.
“Kami selalu siap untuk memfasilitasi dan mengawal kebutuhan investor, sehingga target mereka tercapai dan puas dengan pelayanan BKPM. Dengan begitu, kami berharap kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dapat terus meningkat,” jelasnya.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen diatas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen.
Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai US$8,1 miliar. Di atas Jepang terdapat China sebesar US$22,2 miliar atau naik 42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi US$16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi US$4,8 miliar.
Sementara, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Pada tahun 2016, BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Adapun dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.
(gir)