Jakarta, CNN Indonesia -- PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2015 sebesar Rp20 per saham atau total sebesar Rp39,9 miliar untuk 1,99 miliar lembar saham.
Jumlah tersebut tercatat lebih rendah dari dividen tunai tahun buku 2014 perusahaan pemegang lisensi dagang Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia ini, yang mencapai Rp30 per lembar saham atau senilai total Rp59,85 miliar.
"Kami bagikan dividen 38 persen dari laba bersih, sisanya ditahan perusahaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami akan bagikan pada 1 Juli 2016," ujar Direktur PT Fast Food Indonesia (FAST) Justinus Dalimin Juwono, Selasa (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhir tahun 2015, Fast Food Indonesia mencatat total pendapatan sebesar Rp4,48 triliun. Angka tersebut tumbuh 6,32 persen dibandingkan dengan tahun 2014 senilai Rp4,21 triliun. Namun, laba bersih perusahaan turun 32,7 persen menjadi Rp105 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp156 miliar.
Justinus menyatakan, kenaikan pendapatan perusahaan diperoleh dari gerai baru yang dibangun perusahaan pada tahun 2015. Perusahaan sendiri membangun 47 gerai baru dan lima KFC Box pada tahun 2015. Adapun, perusahaan mengklaim laba bersih turu disebabkan beban gaji yang selalu meningkat setiap tahunnya.
"Keuntungan bersih turun sekitar Rp50 miliar dibandingkan dengan 2014 akibat biaya-biaya yang meningkat. Terutama kalau restoran itu, biaya gaji menjadi beban nomor satu. Gaji itu meningkat setiap tahun. Pada tahun kemarin, kami mengalami kenaikan beban gaji 18 persen. Jadi laba bersih turun juga karena biaya operasional lainnya," jelasnya.
Sebagai informasi, pada kuartal I 2016 pendapatan Fast Food Indonesia tercatat sebesar Rp1,10 triliun, naik 10 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun. Namun, laba bersih Fast Food turun 6,43 persen menjadi Rp8,29 miliar dari sebelumnya sebesar Rp8,86 miliar.