Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) hingga Mei 2016 mencatatkan komitmen pembiayaan infrastruktur sebesar Rp30,1 triliun. Nilai komitmen ini meningkat signifikan jika dibandingkan dengan perolehan tahun lalu yang hanya Rp13 triliun.
Astrid Swastika, Corporate Secretary SMI menjelaskan, dengan pembiayaan Rp30,1 triliun, nilai proyek yang bisa didanai mencapai Rp118,7 triliun. Dengan demikian, pembiayaan yang diberikan memberikan efek berganda berupa kenaikan nilai proyek sebesar 3,94 kali.
Mengingat kebutuhan pembiayaan infrastruktur begitu besar, kata Astrid, perseroan menyusun berbagai langkah strategis guna meningkatkan pendanaan. Antara lain dengan memanfaatkan sumber dana dari lembaga bilateral dan multilateral, pasar modal serta dana pensiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pola pinjaman bilateral dilakukan sebagai strategi awal untuk menghimpun dana bagi SMI. Strategi selanjutnya adalah dengan melakukan penerbitan surat utang sebagai upaya penghimpunan dana jangka panjang," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/6).
Menurut Astrid, SMI telah memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Pembangunan Perancis (AFD) hingga US$100 juta untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan dan perubahan iklim. Selain itu, perseroan juga memperoleh hibah sebesar US$5 juta serta program bantuan teknis senilai €400 ribu dari AFD.
"Kerja sama dengan AFD ini akan mendorong peningkatan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk menopang bauran energi saat ini, dari sekitar 5 persen menjadi 17 persen pada tahun 2025," jelasnya.
Pada Maret lalu, lanjut Astrid, SMI telah menerbitkan surat utang jangka pendek (
Medium Term Note/ MTN) sebesar US$300 juta guna membiayai beberapa proyek infrastruktur. Adapun jumlah Pokok MTN tahap pertama yang diterbitkan senilai US$ 100 juta dengan jangka waktu dua tahun.
Pada bulan yang sama, PT SMI juga menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU) untuk mendapatkan fasilitas kredit Term Loan Facility sebesar US$ 100 juta untuk jangka waktu dua tahun. Fasilitas pinjaman ini juga ditujukan untuk menjembatani kebutuhan SMI dalam membiayai proyek-proyek infrastruktur.
Selain dari usaha penghimpunan dana, SMI juga mempersiapkan Unit Usaha Syariah (UUS). Unit usaha ini direncanakan beroperasi pada Semester II 2016 dan akan siap memperkaya skema produk pembiayaan bagi proyek pembangunan infrastruktur sesuai dengan prinsip syariah.
"Hal ini juga dilakukan dalam rangka mendukung upaya Pemerintah memaksimalkan sumber-sumber dana lain seperti dana-dana syariah dari dalam dan luar negeri yang bertenor relatif panjanguntuk pembangunan infrastruktur," kata Astrid.