Percepatan Penyerapan Anggaran Jadi Senjata Genjot Ekonomi

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jun 2016 02:28 WIB
Percepatan penyerapan anggaran dinilai menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Percepatan penyerapan anggaran dinilai menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen realistis untuk dicapai tahun ini. Percepatan penyerapan anggaran dinilai menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi semaksimal mungkin.

“Kalau anggaran dikeluarkan di bulan November, multiplier effect-nya cuma dua bulan. Kalau anggarannya sudah dikeluarkan di bulan Maret, April, Mei, multiplier effect-nya bisa delapan, tujuh bulan,” tutur Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara saat ditemui di Gedung DPR, Rabu(15/6).

Berdasarkan data Kemenkeu, realisasi belanja pemerintah hingga akhir Mei mencapai Rp357,4 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode sama pada 2015 sebesar Rp330,2 triliun. Belanja pemerintah meliputi belanja kementerian/lembaga negara (K/L) sebesar Rp179,6 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp177,8 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Realisasi belanja modal telah mencapai 13,5 persen dari APBN 2016 atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 6,6 persen. Sementara realisasi belanja barang telah mencapai 19,96 persen, lebih tinggi dari capaian periode yang sama tahun lalu, 13,9 persen.

“Penyerapan anggaran pemerintah April, Mei kan di atas dari tahun lalu. Itu sumber optimisme kami untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen atau bahkan jika perekonomian bergerak lebih cepat, maka bisa sampai 5,2 persen,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Suahasil, Bank Indonesia (BI) juga telah menyatakan masih ada ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif, misalnya pemangkasan suku bunga acuan. Hal itu akan berdampak kepada sektor riil.

“Meskipun ada risiko di luar seperti di risiko kenaikan Fed fund rate, risiko pelemahan volatilitas global tetapi BI selalu mengatakan bisa ada ruang,” ujarnya.

Berdasarkan capaian pertumbuhan ekonomi kuartal lalu, 4,92 persen, pemerintah harus berupaya agar rata-rata capaian pertumbuhan kuartal dua sampai empat lebih dari 5,2 persen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER