Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan rentang suku bunga acuannya di level 0,25 – 0,5 persen. Hal itu diambil dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) setelah mempertimbangkan tingkat pengangguran, indikator tekanan dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan pasar global.
“Informasi yang diterima sejak rapat FOMC April lalu mengindikasikan bahwa percepatan perbaikan pasar tenaga kerja telah melambat, tetapi pertumbuhan kegiatan ekonomi menunjukkan perbaikan,” ujar Gubernur The Fed Janet Yellen seperti dikutip situs resmi The Fed, Rabu (15/6) waktu Washington atau Kamis (16/6) dini hari waktu Jakarta.
Dalam rapat yang digelar selama dua hari, 14-15 Juni, para pengambil keputusan menilai dipertahankannya suku bunga acuan The Fed sejalan dengan upaya memperkuat indikator pasar tenaga kerja AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertambahan lapangan pekerjaan baru pada April yang lebih rendah dari perkiraan kalangan ekonom.
Jumlah lapangan kerja baru yang tercipta pada bulan lalu tercatat sebanyak 160 ribu, lebih rendah dibandingkan Februari dan Maret yang masing-masing sebesar 233 ribu dan 208 ribu pekerjaan.
Kendati tercipta lapangan kerja baru, tetapi tidak membuat tingkat pengangguran di AS turun dari kisaran 5 persen. Bahkan tingkat pertambahan pasar tenaga kerja pada April lalu merupakan yang terendah sejak September 2015.
Selain itu, tingkat suku bunga acuan juga sejalan dengan upaya untuk menjaga kestabilan harga. Saat ini, The Fed menargetkan tingkat inflasi tetap mengarah ke level dua persen.
Dua Kali NaikNamun, The Fed tidak menutup peluang kenaikan suku bunga acuan pada rapat FOMC berikutnya, yang dijadwalkan pada 26-27Juli mendatang. Kendati demikian, otoritas moneter AS memastikan kenaikan suku bunga pada tahun ini tetap akan dilakukan secara bertahap.
“Komite berekspektasi bahwa dengan penyesuaian kebijakan moneter secara bertahap (gradual) maka ekspansi ekonomi akan berjalan moderat dan indikator pasar tenaga kerja akan menguat,” tutur Yellen.
Selanjutnya, keputusan The Fed akan dijadikan pertimbangan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam menentukan kebijakan moneternya bulan ini. Rencananya, hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Juni 2016 akan diumumkan sore nanti.
Sebagai informasi, para pemutus kebijakan moneter FOMC antara lain Ketua FOMC sekaligus Gubernur The Fed, Janet Yellen; Wakil Ketua FOMC, William C. Dudley; James Bullard; Stanley Fischer; Esther L. George; Loretta J. Mester; Jerome H. Powell; Eric Rosengren; dan Daniel K. Tarullo.
(ags/ags)