Risiko Pasar Mereda, Bank Sentral Pangkas BI Rate jadi 6,5%

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jun 2016 18:33 WIB
Acuan moneter baru, BI 7-day (Reverse) Repo Rate juga turun dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara (kiri) dan Kepala Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (16/6). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen, dalam Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (16/6). Acuan moneter baru, BI 7-day (Reverse) Repo Rate juga turun dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen.

Bersamaan dengan itu, suku bunga deposit dan lending facility juga diturunkan masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen dan 7 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, penurunan tersebut mempertimbangkan fakta pemulihan ekonomi global yang tidak merata dan risiko pasar yang mereda. Selain risiko kenaikan suku bunga The Fed, BI juga mewaspadai risiko dari rencana keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan Ekonomi Jepang juga masih lemah. Kondisi itu mendorong berlanjutnya kebijakan moneter akomodatif di negara maju. Pertumbuhan China kembali tertahan tercermin dari penurunan investasi dan konsumsi. Harga minyak dunia cenderung naik meskipun permintaan masih rendah," kata Tirta dalam konferensi pers di Gedung BI, Kamis (16/6).

Selain itu, lanjut Tirta, kembali menguatnya rupiah juga menjadi pertimbangan, setelah sempat melemah pada Mei lalu terkena sentimen dari rencana kenaikan Fed Rate.
Pada bulan lalu, Rupiah terdepreasi 1,95 persen (month to month) ke Rp13,344 per dolar AS.

"Tekanan depresiasi yang dialami mata uang negara lain didorong oleh naiknya risiko global dipicu pernyataan The Fed. Tapi pada Juni rupiah menguat seiring dengan aliran modal masuk yang meningkat seiring dengan data ekonomi AS yang lebih rendah. Kedepan BI akan jaga stabilitas rupiah sesuai fundamental," katanya.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik akan membaik meski tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga diperkirakan naik sejalan dengan kenaikan penjualan ritel menjelang hari raya. Kendati demikian BI meyakini inflasi tetap terjaga sesuai sasaran 4 plus minus 1 persen. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER