Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memasang target tidak ingin ada jalan nasional yang berlubang selama digunakan masyarakat untuk mudik maupun balik ke Jakarta tahun ini.
I Ketut Darmawahana, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR memastikan bahwa jalan nasional di wilayahnya yaitu Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bebas lubang. Ketut mengaku telah menyiapkan unit reaksi cepat penambal jalan yang berlubang setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.
"Kami sudah menyiapkan peralatan dan material seperti
coldmix ashpalt serta petugas di lapangan yang siaga. Kalau ada lubang, kami langsung tambal. Jadi semua jalur lebaran tidak boleh ada lubang," ujar Ketut dikutip dari laman Kementerian, Senin (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila menemukan jalanan nasional yang berlubang selama mudik tahun ini, Ketut meminta masyarakat proaktif melaporkannya melalui telepon, layanan pesan singkat (SMS), atau melalui media sosial. Nomor untuk pemberitahuan via telepon atau SMS adalah (031) 8540196 dan 081252340004, sedangkan laporan melalui media sosial dapat disampaikan lewat Twitter @humasbalai5.
"Masyarakat dapat melaporkan dan akan segera kami tindak lanjuti di lapangan," tambahnya.
Ia menambahkan, lingkup wilayah BBPJN V yang dipimpinnya meliputi jalan lintas utara Jawa sepanjang 1.182 kilometer (km), jalan lintas tengah 1.056 km, dan jalan lintas selatan 1.270 km. Selain jalan nasional, Ketut mengatakan bahwa beberapa lokasi juga akan difungsionalkan sejumlah ruas jalan tol yang belum dapat beroperasi penuh.
"Diantaranya Ruas tol Surabaya-Mojokerto (18 km) fungsional, Ruas Tol Kertosono-Mojokerto (5 km) fungsional, Ruas Tol Bawen-Salatiga (17,57 km) fungsional, Ruas Tol Solo-Kertosono (20 km) fungsional," tutur Ketut.
Simpul KemacetanTerkait dengan potensi kemacetan yang bakal terjadi, BBPJN V menurutnya telah melakukan rekayasa lalu lintas yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi tumpukan kendaraan pada salah satu simpul kemacetan di jalur selatan, yaitu di Desa Kebokura, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas.
Ketut mengungkapkan di lokasi tersebut terdapat pasar, stasiun kereta dan perlintasan sebidang kereta api. Di mana saat arus mudik sering terjadi penumpukan kendaraan hingga menimbulkan kemacetan sampai 4 km.
Tahun ini, dengan selesainya jalan lingkar Sumpiuh diharapkan pemudik dari arah Purwokerto ke Yogyakarta dapat melalui jalan lingkar tersebut dan terhindar dari tiga simpul kemacetan di Sumpiuh.
Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh mulai dilaksanakan pembebasan tanah pada 2011 secara bertahap hingga 2013 sebesar 131.222 meter per segi dan dilakukan tiga paket pembangunan dengan nilai kontrak sekitar Rp87 miliar. Lingkar Sumpiuh memiliki panjang 5,05 km dengan lebar 7,5 meter, sedangkan jalan lama memiliki panjang 4,6 km dengan lebar 7 meter. Meskipun lebih panjang, namun pemudik bisa melalui jalur tersebut lebih cepat dibandingkan jalan lama.
(gen)