Pertumbuhan Kredit Bank Tidak Sampai Dua Digit di Semester I

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 07:46 WIB
Awalnya BI memperkirakan tahun ini kredit bank bisa tumbuh 12-14 persen, namun kemudian angka itu diturunkan menjadi 10-12 persen.
Petugas melayani nasabah dalam pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kantor BNI Cabang Melawai, Jakarta.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menyebut tren pertumbuhan penyaluran kredit perbankan masih dalam kondisi menurun hingga akhir semester I. Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan sejak Januari hingga Juni, angka pertumbuhan kredit diperkirakan tidak akan menembus dua digit.

Awalnya, BI memproyeksi pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai angka 12-14 persen. Namun setelah melihat realisasi hingga Mei, Erwin mengaku pesimistis target tersebut bisa tercapai.

"Kemungkinan ada di batas bawah. Jadi pertama kami memprediksikan antara 12-14 persen, itu kemungkinan terpaksa akan kami turunkan menjadi 10-12 persen dan itu pun sepertinya ada di batas bawahnya lagi," ujar Erwin, kemarin malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut catatan BI, per April 2016 pertumbuhan penyaluran kredit perbankan hanya tumbuh secara tahunan sebesar 7,7 persen menjadi Rp4.036,3 triliun atau melambat dibandingkan pertumbuhan Maret 2016 yang sebesar 8,4 persen.

Perlambatan kredit tersebut, disebabkan melambatnya Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh 4,8 persen pada April menjadi Rp1.846 triliun, lebih rendah dibandingkan Maret yang tumbuh 6,4 persen.

Di awal semester II nanti, perbankan pun diproyeksi banyak yang melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Revisi tersebut diproyeksi bakal memuat perubahan target kredit masing-masing segmen hingga rencana bank dalam mengatasi perlambatan kredit ke depan.

Minim Daya Beli

Erwin menyebut perlambatan pertumbuhan kredit ini sebagai dampak dari melemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada perlambatan ekonomi sepanjang semester awal tahun ini.

"Jika kita lihat pertumbuhan kredit dipengaruhi dan mempunyai arah yang sama dengan pertumbuhan ekonomi. Sepanjang pertumbuhan ekonomi belum rebound kembali itu keliatannya kredit masih akan sulit," jelasnya.

Menurutnya di semester II mendatang faktor pendorong permintaan kredit jika akan dipengaruhi oleh implementasi kebijakan pengampunan pajak. Dengan arus dana yang masuk ke dalam negeri melalui jalur repatriasi aset, negara mempunyai modal untuk mendanai berbagai proyek khususnya infrastruktur.

"Makanya kita harapkan bagaimana pentingnya tax amnesty dan pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi. Karena kalau pertumbuhan ekonomi jalan proyeksi sektor riil kedepannya lebih baik dan kredit otomatis permintaannya akan meningkat," jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER