Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menjamin ketersediaan pasokan listrik di kawasan ekonomi khusus (KEK) yang akan dibangun pemerintah di Sorong, Papua Barat. Menurut Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, perseroan menyiapkan mobile powerplan untuk KEK Sorong.
"Siap. Kami siapkan dengan mobile powerplan berkapasitas 50 megawatt (MW) untuk KEK Sorong. Nanti, seiring berjalannya pembangunan kawasan dan industri, kami akan tingkatkan lagi," ujarnya usai rapat pembahasan KEK Sorong di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (29/6).
Sofyan menargetkan, ketersediaan listrik dengan biaya investasi hingga Rp700 miliar ini akan rampung dalam 12 bulan ke depan. Pasokan ini akan menggantikan ketersediaan listrik bertenaga diesel berkapasitas 30 MW yang telah ada saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kawasan ini (KEK Sorong) ditargetkan selesai dalam dua tahun. Nah, di saat itu, kami pastikan ketersediaan listriknya aman. Jadi, kami bangun juga dalam dua tahun itu, bersama infrastruktur lainnya," terang Sofyan.
Apabila KEK Sorong rampung beserta dengan ketersediaan infrastrukturnya, ia melanjutkan, barulah industri-industri akan masuk ke KEK Sorong. Namun, ia memperkirakan proyek pembangunan KEK Sorong ini baru bisa selesai dalam waktu empat tahun.
PLN akan menggunakan pasokan gas Papua untuk menghasilkan listrik. Hal ini dikarenakan Papua memiliki banyak pasokan gas. Lagipula, mendatangkan pasokan batu bara untuk menghasilkan listrik di Papua tidak efisien.
"Coba bayangkan kalau kami pasok batu bara dari Kalimantan, berapa lagi ongkos angkutnya. Jadi, tidak efisien, kami akan cari yang lebih efisien, yakni gas," imbuh dia.
Namun demikian, Sofyan belum memberikan prediksi besaran kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun dalam dua tahun mendatang. "Nanti, PLN tunggu pesanan pemerintah. Kalau proyeksi KEK Sorong sudah lebih rinci barulah kami tahu," pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah tengah mengejar percepatan pembangunan KEK Sorong. Diharapkan, KEK Sorong dapat mendatangkan investor, sekaligus memperluas industri di Indonesia, sehingga pembangunan industri dapat tersebar ke timur Indonesia.
(bir)