Pemerintah Restui Keputusan Investasi Final Tangguh Train 3

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 01 Jul 2016 17:38 WIB
Pemerintah menyepakati investasi final pengembangan fasilitas LNG Tangguh Train 3 yang akan dioperasikan oleh anak usaha British Petroleum (BP).
Ilustrasi kilang gas. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akhirnya menyepakati keputusan investasi final (Final Investment Decision/FID) pengembangan fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 yang akan dioperasikan oleh anak usaha British Petroleum (BP), BP Berau Ltd pada hari ini, Jumat (1/7). Ini berarti, konstruksi Tangguh Train 3 sudah bisa dilakukan.

Christina Verchere, Regional President Asia Pacific BP menyambut hangat disepakatinya FID ini, mengingat perusahaannya telah menunggu sejak Plan of Development (PoD) disetujui tahun 2012 silam. Apalagi, dengan kapasitas yang besar, ia berharap, proyek ini bisa memberi efek ganda terhadap perekonomian Indonesia.

"Kami berharap, Tangguh bisa menjadi salah satu penyumbang gas terpenting bagi Indonesia. Pengumuman ini bukan hanya dinantikan oleh kami, namun juga oleh Indonesia mengingat sebagian besar alokasi gas kami akan ditujukan bagi pasar domestik," ujar Christina, Jumat (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melengkapi ucapan Christina, Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) menuturkan, pelaksanaan konstruksi proyek Tangguh Train 3 bisa dimulai pada kuartal IV tahun ini, mengingat BP telah selesai melakukan tender kontraktor Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) dengan nilai kontrak sebesar US$2,43 miliar.

Sementara itu, fasilitas LNG tersebut sudah bisa beroperasi di tahun 2020. "Kami sudah melakukan review seluruh proyek ini, seperti proses pengadaan EPC untuk fasilitas onshore LNG. Memang perjanjian sudah disepakati, namun ini baru langkah awal dari realisasi investasi tersebut," katanya di lokasi yang sama.

Ia menambahkan, SKK Migas juga menyepakati nilai investasi yang sebelumnya direvisi BP dari US$10 miliar menjadi US$8 miliar, demi memanfaatkan tarif servis migas yang kian menurun setelah adanya pelemahan harga minyak dunia. Di samping ia juga mengapresiasi komitmen BP untuk menggunakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 35 persen.

"Dan kami yakin kualitas Tangguh Train 3 tidak akan menurun, karena nilai investasinya disesuaikan. Pasalnya, yang merancang disain bangun dan yang mengerjakan adalah pihak yang sama, jadi diharapkan tidak ada cela," terang dia.

Sebagai informasi, proyek Tangguh Train 3 menyumbang kapasitas sebesar 3,8 juta Metrik Ton per tahun (MTPA), sehingga membuat total kapasitas kilang LNG Tangguh menjadi sebesar 11,4 MTPA. Sebanyak 75 persen hasil fasilitas LNG ini diperuntukkan bagi pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) PT PLN (Persero). Sementara sisanya, dialokasikan bagi pembangkit listrik lokal berkapasitas 100 Megawatt (MW), Kansai Electric Power, dan bagi dua pabrik pupuk di Teluk Bintuni.

Selain BP, beberapa investor yang ikut serta di pengembangan fasilitas LNG Tangguh, antara lain MI Berau BV (16,30 persen), CNOOC Muturi Ltd (13,90 persen), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23 persen), KG Berau/KG Wiriagar (10 persen), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc (7,35 persen), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06 persen). (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER