Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Selasa (19/7) karena sentimen positif dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mulai berlakunya program pengampunan pajak (
tax amnesty).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, dari pasar global, bursa AS kembali ditutup pada posisi tertingginya di sepanjang sejarah. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,09 persen menjadi 18.533,05.
Kondisi serupa juga terjadi pada indeks S&P 500 yang ditutup di level 2.166,89, posisi tertinggi sepanjang sejarah. Indeks Nasdaq berakhir dengan kenaikan 0,52 persen dan bertengger di posisi rekor di level 5.055,78.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pergerakan positif bursa AS terdongkrak oleh rilis kinerja emiten yang positif,” ujarnya.
Dari dalam negeri, ia menilai untuk perdagangan hari ini beberapa sentimen positif masih menanungi pergerakan IHSG seperti laporan terbaru Bank Pembangunan Asia (ADB) masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen pada 2016 dan 5,5 persen pada 2017.
“Bank Indonesia juga berpotensi melakukan koreksi positif terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi sebagai penyesuaian atas tax amnesty yang dilakukan. Pergerakan nilai tukar juga akan kondusif pada hari ini.”
“IHSG akan bergerak pada rentang 5078 hingga 5156 dengan kecenderungan menguat terbatas dan dibayangi aksi
profit taking,” imbuh David.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, bursa Asia membuka pekan ini dengan penguatan. Nilai tukar yen kembali melemah hingga 0,9 persen sehingga turun sebesar 4,1 persen sejak pean lalu setelah PM Jepang menguraikan rencana stimulus pro pasar masih menjadi faktor utama penguatan bursa Jepang.
Namun, kembali naiknya indeks harga rumah di China menimbulkan kekhawatiran investor akan sektor pasar modal hingga terjadi koreksi pada awal pekan ini disaat bursa regional mayoritas menguat.
Sementara, bursa Eropa terkonsolidasi diawal pekan seiring geopolitik yang kembali mempengaruhi investor serta minimnya sentimen yang dapat menjadi fokus investor.
"Beberapa data ekonomi di Inggris guna melihat kesiapan Inggris keluar dari Eropa seperti tingkat inflasi dan Indeks harga produksi," papar Lanjar dalam risetnya.
Adapun, IHSG ditutup menguat pada perdagangangan kemarin. Di mana IHSG ditutup 17,32 poin atau 0,33 persen ke level 5.127.
"Tingginya kepercayaan investor asing yang melakukan aksi beli menjadi salah satu pendorong penguatan indeks sejak pekan kemarin. Beberapa kecerahan mengenai lanjutan
tax amnesty menjadi fokus tersendiri dan mampu membantu mendorong penguatan IHSG hingga akhir sesi perdagangan disaat kondisi IHSG sudah cenderung jenuh beli," ungkap Lanjar.
(gir/gen)