Investasi Hulu Migas Anjlok, Formulasi ICP jadi Harapan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 09:09 WIB
Investasi hulu migas pada paruh pertama tahun ini sebesar US$5,65 miliar, menurun 27 persen dibandingkan denganperiode yang sama tahun sebelumnya US$7,74 miliar
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berharap formulasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bisa membantu peningkatan investasi di hulu migas pada semester II 2016.(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Bandung, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berharap formulasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bisa membantu peningkatan investasi di hulu migas pada semester II 2016. Dengan harga ICP yang semakin tinggi, investor diharapkan mau menggelontorkan uangnya di sektor ini.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, Taslim Yunus mengatakan, formulasi ICP sebelumnya yang terdiri dari 50 persen Platts dan 50 persen RIM membuat harga ICP lebih rendah dibandingkan acuan harga-harga minyak internasional lainnya, seperti Brent dan West Texas Intermediate (WTI).

"Setelah formulasi berubah kan ICP bisa berada di atas posisi saat ini, sehingga harga minyak Indonesia bisa bersaing secara internasional, tentu saja investasi bisa lebih menarik," jelas Taslim di Bandung, Selasa (19/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, perubahan formulasi ICP ini juga bisa meningkatkan kinerja kegiatan hulu migas yang hingga semester pertama ini dianggapnya belum maksimal. Ia mencontohkan realisasi program pemboran sumur pengembangan yang baru mencapai 59 persen, serta rencana program kerja ulang (workover) sebesar 47 persen.

Kendati demikian, Taslim menilai investasi akan lebih menarik lagi jika formulasi baru ICP dibarengi dengan pergerakan harga minyak global yang meningkat ke atas. Ia mengatakan, lesunya investasi hulu migas pada paruh pertama tahun ini disebabkan oleh anjloknya harga minyak dunia, yang juga berimbas pada rata-rata ICP sebesar US$36,16 per barel sepanjang semester I 2015.

Implikasinya, lanjut Taslim, investasi hulu migas sepanjang semester I 2016 hanya sebesar US$5,65 miliar, menurun 27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$7,74 miliar. Sebanyak US$5,51 miliar, atau 97,5 persen dari investasi, masih digelontorkan untuk blok-blok eksploitasi. Sementara itu, US$141 juta sisanya dikeluarkan untuk blok-blok yang masih dalam tahap eksplorasi.

"Di dalam perhitungan kami, investasi hulu migas itu terdiri dari semua beban-beban dan expenditure yang digabung jadi satu. Tapi karena harga minyak rendah, jadi kami melihat di sini pengeluaran untuk eksplorasi juga ikut merendah. Dari data kami, realisasi pemboran eksplorasi baru mencapai 32 persen, atau baru 21 sumur dari rencana 65 sumur," jelasnya.

Sebagai informasi, investasi-investasi ini digelontorkan di 289 Wilayah Kerja (WK) aktif di  Indonesia saat ini yang terdiri dari 85 WK eksploitasi 85 dan 204 WK eksplorasi. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER