Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan dimulainya program pengampunan pajak (
tax amnesty) tahun ini, agar masyarakat Indonesia tak dijadikan musuh bersama. JK menyebut pada September 2018 mendatang mulai berlaku kesepakatan Automatic Exchange of Information (AEoI), yang akan membuka data perbankan sehingga aset pengemplang pajak yang disimpan di negara manapun bisa diketahui.
"Kalau sistem itu sudah diterapkan maka siapa yang menggelapkan pajak akan menjadi musuh dunia," kata JK, Kamis (21/7).
Bekas Ketua Umum Partai Golkar mengatakan tahun itu, para penggelap pajak akan diperlakukan seperti teroris yang diketahui negara asalnya serta bisa dibuka jaringan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu jika ternyata ketahuan mengemplang pajak, maka pelakunya bisa diamankan oleh penegak hukum.
JK mengungkapkan pemerintah tak ingin warganya menjadi pesakitan lantaran tak membayar pajak perusahaan. Oleh sebab itu, fasilitas pengampunan pajak diberlakukan sebelum 2018.
"Jadi sebelum itu mari berdamai, dengan cara ungkap lalu tebus dan anda pun bisa tidur nyenyak," kata JK.
Sebelumnya, saat memberikan sosialisasi pengampunan pajak di Kemenkeu, JK menganggap bahwa pengampunan pajak bisa membuat para pengusaha tidur nyenyak.
JK mengungkapkan pengampunan pajak merupakan sebuah kemewahan yang telah diberikan oleh pemerintah pada perusahaan. Oleh sebab itu, dia meminta agar fasilitas tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat.
Menurutnya fasilitas pengampunan pajak bukanlah sesuatu yang bersifat umum. Maka dari itu dia menggunakan kata-kata "mewah" lantaran jarang direalisasikan. Ia memastikan program pengampunan pajak akan dilakukan lagi oleh pemerintah dalam waktu dekat.
(gen)