Produksi Batu Bara Semester I Turun Akibat Sepinya Permintaan

CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 17:54 WIB
Sampai semester I 2016, produksi batubara nasional baru mencapai 100,96 juta ton dari target sepanjang tahun 419 juta ton.
Sampai semester I 2016, produksi batubara nasional baru mencapai 100,96 juta ton dari target sepanjang tahun 419 juta ton. (Dok. Adaro).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi batubara semester I 2016 sebanyak 100,96 juta ton yang berasal dari produksi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Angka ini turun 16,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 120,58 juta ton.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menjelaskan permintaan yang masih lemah menyebabkan perusahaan tambang tidak terpacu untuk memproduksi batubara. Hal itu diperparah dengan anjloknya harga batubara.

Sebagai informasi, Harga Batubara Acuan (HBA) per Juni 2016 tercatat sebesar US$51,81 per ton, atau lebih rendah 13,06 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$59,59 per ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Demand dunia sedang turun. Harga juga mempengaruhi. Kemudian peruntukkan domestik masih kecil," ujar Bambang, Kamis (21/7).

Ia melanjutkan, penurunan permintaan itu juga terlihat dari volume ekspor batubara yang menurun secara tahunan (year-on-year) pada semester I 2016. Menurut data yang dimilikinya, ekspor pada paruh pertama 2016 tercatat sebesar 79,98 juta ton atau lebih rendah 19,79 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 99,72 juta ton.

Beruntung, permintaan batubara untuk keperluan domestik tercatat meningkat. Pada semester I 2016, jumlah pasokan batubara bagi pasar dalam negeri sebesar 25,44 juta ton atau meningkat 32,57 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 19,19 juta ton.

Maka dari itu, Bambang berharap produksi batubara Indonesia bisa lebih banyak lagi diserap para penggunanya di dalam negeri agar tak terpengaruh fluktuasi harga dan permintaan global.

"Jadi nanti kami berharapnya, jika proyek 35 ribu Megawatt (MW) jalan, semoga bisa mempercepat penyerapan dalam negeri dan bisa meningkatkan produksi. Apalagi itu sesuai dengan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), di mana batubara kini harus dilihat sebagai sumber energi, bukan sebagai komoditas untuk menambah penerimaan negara," ujarnya.

Kejar Target

Lebih lanjut, ia masih berharap produksi hingga akhir tahun bisa mencapai target sebesar 419 juta ton meski realisasi produksi hingga pertengahan tahun ini baru mencapai 24,05 persen. Ia yakin, kewajiban pengalokasian batubara dalam negeri (Domestic Market Obligation) akan mengerek produksi.

Di samping itu, ia juga optimistis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) minerba juga bisa sesuai target meskipun dengan kondisi yang masih melesu. Sebagai informasi, PNBP minerba per Juni 2016 tercatat sebesar Rp12,28 triliun atau lebih kecil 44,6 persen dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya Rp22,17 triliun.

"Dengan angka demikian, menurut kami lumayan. Artinya masih ada potensi untuk mendekati target di akhir tahun sebesar Rp30 triliun," tutur Bambang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER